"Bapak presiden menekankan agar ‘physical distancing’ ini bisa diterjemahkan oleh para gubernur termasuk seluruh pejabat yang ada di daerah dengan jaga jarak, jaga jarak aman, dan disiplin untuk melaksanakannya," kata Doni
Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo mengatakan seluruh kepala daerah harus terus mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya physical distancing atau pembatasan kontak fisik guna mencegah penyebaran virus corona (COVID-19).
Doni mengatakan hal itu setelah diminta Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas melalui telekonferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta, Selasa.
"Bapak presiden menekankan agar ‘physical distancing’ ini bisa diterjemahkan oleh para gubernur termasuk seluruh pejabat yang ada di daerah dengan jaga jarak, jaga jarak aman, dan disiplin untuk melaksanakannya," kata Doni
Doni menekankan pembatasan kontak fisik ini bukan hanya berlaku di tempat umum saja bagi individu namun juga melainkan hingga ke level keluarga.
"Karena di antara keluarga belum tentu semua itu negatif, belum tentu seluruh anggota keluarga aman dari virus ini," ucap dia.
Baca juga: Penegakan hukum physical distancing, Pengamat: Makin cepat makin baik
Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu terus memprioritaskan penjelasan kepada publik terkait pentingnya jaga jarak dan kepatuhan dalam melakukannya.
"Presiden menegaskan ke para gubernur bahwa penjelasan ini harus sampai ke tingkat yang paling rendah, desa dan kelurahan," ujar dia.
“Penjelasan yang terus menerus tentang pentingnya jaga jarak dan disiplin yg tinggi harus menjadi prioritas di berbagai kesempatan,” tambah dia.
Doni mengatakan Kepala Negara juga menginstruksikan agar melibatkan semua potensi yang ada di masyarakat, seperti pimpinan aparatur desa dan kelurahan seperti PKK, Karang Taruna, Posyandu, RT, RW hingga relawan yang diorganisir untuk memastikan imbauan ‘physical distancing’ ini diikuti masyarakat.
"Saatnya kita saling bahu membahu, kerja sama dan saling menolong," tutur Doni.
Baca juga: WHO anjurkan frasa "physical distancing" daripada "social distancing"
Doni mengatakan setiap pejabat di daerah harus mampu menterjemahkan tentang ancaman yang paling serius dari pandemi COVID-19 dan mengutamakan kebijakan untuk menyelamatkan masyarakat.
”Yang sehat harus tetap sehat, yang sakit diupayakan semaksimal mungkin untuk diobati," katanya
Lebih lanjut, Doni meminta masyarakat tidak panik dan mau saling berbagi cerita, semangat, agar bisa terhindar dari pandemi COVID-19. Berbagai pakar kesehatan, kata Doni, telah menyatakan virus ini bisa dihindari dengan menjaga imunitas tubuh agar selalu baik.
"Oleh karenanya memakan makanan yang bergizi, jaga perasaan seperti hati tetap tenang, hati senang, pikiran juga gak boleh terlalu banyak, sehingga dengan demikian diharapkan imun kita bagus," katanya.
Adapun hingga Senin (23/3), terdapat 579 kasus pasien positif COVID-19 di Indonesia, dengan 30 pasien dinyatakan sembuh, dan 49 pasien meninggal dunia.
Baca juga: Mahfud: RT-RW penting dilibatkan tangkal Corona
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020