Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengemukakan pemerintah sudah mendistribusikan 125 ribu rapid test kit atau alat tes cepat ke 34 provinsi."... kita sudah menentukan kebijakan di mana tes ini akan dilakukan kepada kontak terdekat kasus positif yang sudah terkonfirmasi dan telah dirawat di rumah sakit atau kasus positif yang harus dilaksanakan isolasi diri di rumah,"
"Saat ini kita sudah mendistribusikan 125 ribu rapid test kit atau alat tes cepat untuk pemeriksaan cepat ke 34 provinsi," kata Achmad Yurianto di Jakarta, Selasa.
Yuri mengatakan bahwa nantinya provinsi yang akan menentukan pemeriksaan cepat pertama untuk kontak terdekat kasus positif, dan kedua untuk petugas kesehatan yang terlibat dalam layanan langsung Covid-19.
Baca juga: Yurianto: Rapid test COVID-19 perlu dilakukan dua kali
Pada pengiriman berikutnya dengan jumlah yang lebih besar, nanti akan berbasis pada wilayah atau daerah di mana kasus ini ditemukan dan kemudian dianggap sebagai daerah yang berpotensi untuk munculnya kasus penularan.
"Di dalam konteks pemeriksaan rapid test ini kita sudah menentukan kebijakan di mana tes ini akan dilakukan kepada kontak terdekat kasus positif yang sudah terkonfirmasi dan telah dirawat di rumah sakit atau kasus positif yang harus dilaksanakan isolasi diri di rumah," kata Yuri.
Dengan demikian bagian dari penelusuran terhadap kontak, keluarga yang tinggal serumah dengan pasien itu harus diperiksa semuanya.
Kalau di dalam riwayat perjalanannya sebelum sakit ternyata dia sempat bekerja di tempat kerjanya dan terdapat lingkungan kerja yang memiliki kemungkinan kontak dekat maka akan dilakukan pemeriksaan di tempat pasien bekerja.
Baca juga: BPPT gandeng Kimia Farma alih teknologi "Kit Rapid Test Dengue"
"Prioritas kedua adalah pemeriksaan terhadap tenaga medis yang terkait dengan layanan Covid-19, termasuk petugas front office rumah sakit. Mereka adalah kelompok sensitif yang rentan terinfeksi Covid-19," kata Yuri.
Kedua prioritas itu yang akan dilaksanakan untuk pemeriksaan rapid tes pada tahap pertama.
Menurut Yuri, jika alat tes cepat yang datang kembali sudah cukup banyak, maka akan dilakukan pemeriksaan berbasis kewilayahan seperti Jakarta selatan.
"Pelaksanaan tes cepat akan didesentralisasikan ke fasilitas-fasilitas kesehatan yang terdapat di wilayah tersebut, seperti puskesmas, laboratorium daerah, rumah sakit pemerintah dan daerah," ujarnya.
Baca juga: BPPT - Kimia Farma kerja sama komersialisasi Kit Rapid Test DBD
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020