• Beranda
  • Berita
  • Benarkah vaksin COVID-19 sudah beredar? Ini faktanya

Benarkah vaksin COVID-19 sudah beredar? Ini faktanya

24 Maret 2020 21:58 WIB
Benarkah vaksin COVID-19 sudah beredar? Ini faktanya
ILUSTRASI - Usaha pengembangan vaksin corona. ANTARA/Shutterstock/am.
Jakarta (ANTARA/JACX) - Sebuah foto yang diklaim sebagai vaksin COVID-19 beredar melalui aplikasi percakapan WhatsApp dan menjadi pembahasan warganet.

Foto itu memperlihatkan kotak besar berwarna putih, satu brosur, satu botol kecil seperti botol obat tetes, dan dua kemasan plastik kecil bertuliskan "SGTI-flex COVID-19 IgM/IgG"

Foto yang disebut sebagai vaksin COVID-19 itu juga disertai narasi dengan mencatut Presiden AS Donald Trump dan sebuah perusahaan farmasi Roche Medical Company.

Pesan itu juga menyeratakan narasi sebagai berikut:

"Kabar baik
Vaksi virus corona siap. Mampu menyembuhkan pasien dalam waktu 3 jam setelah injeksi. Angkat topi untuk ilmuwan AS. Saat ini Trump mengumumkan bahwa Roche Medical Company akan meluncurkan vaksin Minggu depan dan jutaan dosis sudah siap
"

Benarkah vaksin untuk virus corona baru penyabab COVID-19 telah hadir di pasaran?
 
Tangkapan layar pesan dan foto berantai yang mengklaim sebagai foto vaksin COVID-19. (Whatsapp)


Penjelasan:

Berdasarakan penelusuran ANTARA, pesan tersebut tidak hanya tesebar di Indonesia tetapi juga menjadi pesan yang beredar secara global dengan gambar dan narasi berbahasa Inggris.

"SGTI-flex COVID-19 IgM/IgG" bukanlah vaksin untuk COVID-19, melainkan alat pendeteksi COVID-19 asal Korea Selatan yang diproduksi oleh Sugentech.

Informasi dari situs resmi Sugentech menyebutkan "SGTi-flex COVID-19 IgM/IgG" adalah alat tes untuk menentukan antibodi IgM dan IgG guna mendeteksi COVID-19 di dalam tubuh manusia.

Sugentech mengklaim alat itu dapat melihat hasil apakah sesorang terinfeksi atau tidak hanya dalam waktu 10 menit. 

Sementara, foto yang digunakan di dalam pesan berantai itu merupakan foto milik jurnalis Jerman Florian Witulski. Foto itu pertama kali diunggah Florian Witulski lewat akun Twitternya @vaitor, pada Sabtu (21/3). 

"Korea telah selesai mengembangkan alat tes 10 menit untuk COVID-19 dan sekarang mereka sedang meningkatkan produksinya. Mereka berencana mengekspor 300.000 alat tes per minggu," demikian tulis @vaitor dalam akun resminya.

Hingga Selasa (24/3) malam, unggahan Witulski itu telah dicuit ulang sebanyak 89 ribu kali dan disukai 196 ribu kali.

Terkait narasi bahwa Trump mengumumkan Roche Medical Company akan meluncurkan vaksin COVID-19 pada minggu depan dalam jumlah besar adalah informasi yang salah atau hoaks.

Hingga Selasa, AS masih melakukan uji coba vaksin kepada manusia. Setelah dilakukan uji coba, vaksin itu akan terus disempurnakan selama beberapa bulan sebelum dipasarkan secara luas. 

Vaksin yang ditemukan itu diberi nama mRNA-1273 yang dikembangkan oleh NIH dan Moderna Inc, bukan oleh Roche Medical Company.
 
Tangkapan layar laman Sugentech tentang produk mereka yaitu alat diagnosa COVID-19 bernama SGTi-flex COVID-19 IgM / IgG. (Sugentech)


 
Tangkapan layar akun Twitter @vaitor tentang alat tes COVID-19, "SGTi-flex COVID-19 IgM / IgG" (Twitter)


Klaim : Vaksin untuk virus corona baru penyabab COVID-19 sudah beredar
Rating : Disinformasi/Hoaks

Baca juga: Bisakah vaksin BCG digunakan melawan virus corona?

Baca juga: Perusahaan dan universitas Jepang mulai uji vaksin corona pada hewan

Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2020