Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan semangat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1942 bagi umat Hindu sesuai dengan imbauan Pemerintah untuk menjalankan jaga jarak atau social distancing selama pandemi COVID-19.
"Di tengah wabah virus Corona yang melanda bangsa ini, spirit Nyepi sejalan dengan seruan social distancing. Perayaan Nyepi yang dijalankan umat Hindu sejatinya menjadi refleksi yang indah bagi kita semua," kata Wapres Ma'ruf dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Pemerintah Kabupaten Gianyar minta warga tidak keluar rumah
Baca juga: Bandara Ngurah Rai akan hentikan operasional selama Hari Raya Nyepi
Baca juga: Makna "lockdown" sesungguhnya ada di Pulau Bali
Wapres Ma'ruf juga mengucapkan selamat Hari Raya Nyepi kepada seluruh umat Hindu di Indonesia. Wapres berharap perayaan Nyepi di tengah wabah COVID-19 dapat memberikan kekuatan kepada umat Hindu dan seluruh masyarakat Indonesia dalam menghadapi cobaan pandemi tersebut.
"Saudara2 seluruh umat Hindu di Tanah Air, saya mengucapkan selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1942. Kiranya kita tetap diberi kekuatan untuk menghadapi tantangan yang tidak ringan. Namun dengan keyakinan dan kebersamaan, insya allah cobaan ini akan kita dapat lalui," katanya.
Sementara itu, perayaan Nyepi di Bali tidak mengadakan pawai Ogoh-Ogoh pada Selasa (24/3) atau sehari sebelum Hari Raya, sebagai upaya untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Gubernur Bali I Wayan Koster juga mengimbau kepada masyarakat setempat untuk tetap tinggal di rumah setelah Hari Raya Nyepi berakhir agar upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di Pulau Dewata tersebut optimal.
Hari Raya Nyepi berlangsung selama 24 jam sejak Rabu pukul 06 WITA hingga Kamis (26/3) pukul 06.00 WITA. Biasanya, setelah Hari Raya Nyepi berakhir, umat Hindu berkunjung ke rumah kerabat, keluarga hingga tempat-tempat wisata untuk merayakan Ngembak Geni. Meski demikian, Pemprov Bali meminta masyarakat untuk tetap tinggal di rumah pada Kamis.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2020