• Beranda
  • Berita
  • Harus jaga jarak karena tidak semua kasus COVID-19 memiliki gejala

Harus jaga jarak karena tidak semua kasus COVID-19 memiliki gejala

26 Maret 2020 16:35 WIB
Harus jaga jarak karena tidak semua kasus COVID-19 memiliki gejala
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyampaikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (22/3/2020). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/aww.

Kita harus meyakini bahwa tidak semua orang yang membawa virus tampak sebagai orang sakit, sering kita temukan tidak nampak sakit atau hanya sakit ringan

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto meminta masyarakat untuk menjaga jarak fisik satu dengan lainnya karena tidak semua individu yang membawa virus corona tipe baru di tubuhnya memiliki gejala.

"Kita harus meyakini bahwa tidak semua orang yang membawa virus tampak sebagai orang sakit, sering kita temukan tidak nampak sakit atau hanya sakit ringan," ujar Yuri dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Kamis.

Individu yang terpapar virus COVID-19 yang memiliki daya tahan tubuh yang baik, biasanya tidak memiliki gejala atau hanya sakit ringan. Oleh karenanya, kata Yuri, imbauan pemerintah untuk menjaga jarak atau physical distancing merupakan solusi efektif untuk melindungi orang sehat tetap sehat dan yang sakit tidak menularkan virusnya pada yang lain.

Baca juga: 78 meninggal dan 893 kasus positif COVID-19 di Indonesia

Hal itu dikarenakan penyebaran penyakit yang disebabkan virus infeksi pernafasan tersebut, dikarenakan ada kontak dekat antara yang sakit dengan yang sehat, ujar dia.

"Oleh karena itu, menjaga jarak pada setiap kegiatan komunikasi menjadi penting, karena droplet atau percikan ludah bisa menyebar merata hingga satu hingga 1,5 meter. Paling tidak harus berjarak sekitar dua meter," kata dia.

Yuri juga menambahkan tidak ada garansi seseorang dari wilayah yang tidak ada kasus COVID-19, tidak membawa virus tersebut. Untuk itu, perlu menjaga jarak, dalam konteks kebijakan ada kerja dari rumah, belajar dari rumah dan ibadah dari rumah, serta tidak salaman dulu. Hal itu merupakan upaya efektif mencegah penyebaran virus. 

Baca juga: Yurianto sebut "rapid test" bukan untuk diagnosa

"Semua masyarakat harus mampu saling mengingatkan dan mau diperingati. Kalau tidak, upaya untuk melindungi orang sehat tetap sehat dan yang sakit tidak menyebarkan virus ke orang sehat tidak bisa berjalan dengan baik," katanya.

Tujuannya untuk saling melindungi anggota keluarga dan juga orang lain. Yuri menjelaskan tidak semua individu memiliki daya tahan tubuh yang sama karena ada individu yang imunitasnya bagus, infeksi itu tidak memberikan gejala namun ada juga yang memiliki gejala ringan.

"Namun sangat memungkinkan bisa menularkan ke orang yang lain," ujar Yuri.

Infeksi itu akan berdampak fatal, jika yang ditulari tersebut memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Untuk itu, menjaga jarak merupakan kunci pencegahan penyebaran penyakit itu.

Baca juga: Sempat ada kesalahan data terkait perkembangan COVID-19
Baca juga: Jubir Yurianto sebut peran masyarakat besar kendalikan COVID-19

Pewarta: Indriani
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2020