"Sangat penting kami menyadari perlunya mendukung negara-negara emerging markets dan negara-negara berkembang untuk mengatasi beban krisis serta membantu memulihkan pertumbuhan," kata Georgieva pada konferensi jarak jauh KTT Luar Biasa Pemimpin G20, menurut sebuah pernyataan yang dirilis setelah konferensi.
"Mereka mendapati diri mereka sangat terpukul oleh kombinasi krisis kesehatan, penghentian mendadak ekonomi dunia, pelarian modal ke tempat aman, dan - untuk beberapa penurunan tajam dalam harga-harga komoditas," kata ketua IMF. "Negara-negara ini adalah fokus utama perhatian kami."
Meskipun IMF memiliki kapasitas keuangan satu triliun dolar dan kerja eratnya dengan Bank Dunia serta lembaga keuangan internasional lainnya, Georgieva mengatakan tantangannya "sangat besar".
"Sejumlah besar negara" secara simultan membutuhkan pembiayaan darurat IMF, negara-negara emerging markets "secara dramatis terkena dampak" dengan catatan arus keluar modal yang tinggi dan kekurangan likuiditas valuta asing, dan banyak negara berpenghasilan rendah masuk ke dalam krisis ini, "di bawah beban utang yang tinggi," kata dia.
"Kita harus bertindak setara dengan besarnya tantangan," katanya. "Bagi kami di IMF, itu berarti bekerja dengan Anda untuk membuat respons krisis kami semakin kuat."
Ketua IMF mendesak negara-negara G20 untuk membantu pemberi pinjaman multilateral menggandakan kapasitas pembiayaan daruratnya, mendorong likuiditas global melalui alokasi Special Drawing Right (Hak Penarikan Khusus) yang cukup besar, dan mendukung aksi kreditor bilateral resmi untuk meringankan beban utang anggota termiskin IMF selama penurunan global.
Menanggapi meningkatnya kejatuhan ekonomi akibat COVID-19, IMF mengumumkan awal bulan ini bahwa lembaga itu menyediakan sekitar 50 miliar dolar AS melalui fasilitas pembiayaan darurat yang cepat pencairannya untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan emerging markets, dan 10 miliar dolar AS dari itu dimaksudkan untuk mendukung anggota termiskin tanpa bunga.
Containment and Relief Trust (CCRT) IMF, yang merupakan instrumen lain bagi negara-negara yang sangat miskin untuk membantu mereka menutup utang yang akan datang kepada IMF, sekarang memiliki sekitar 400 juta dolar yang tersedia. IMF bertujuan untuk meningkatkannya menjadi lebih dari satu miliar dolar.
Memperhatikan bahwa IMF memproyeksikan kontraksi ekonomi global pada 2020, dan pemulihan pada 2021, Georgieva mengatakan "seberapa dalam kontraksi dan seberapa cepat pemulihan tergantung pada kecepatan penahanan pandemi dan pada seberapa kuat dan terkoordinasi kebijakan moneter dan fiskal kita lakukan."
Ketua IMF memuji "langkah luar biasa" yang diambil oleh para pemimpin G20 untuk menyelamatkan nyawa dan melindungi ekonomi, terutama menyoroti dukungan fiskal yang ditargetkan untuk rumah tangga yang rentan dan untuk bisnis besar dan kecil, sehingga "mereka dapat tetap bertahan dan cepat kembali bekerja."
"Dukungan semacam itu akan mempercepat pemulihan akhirnya, dan menempatkan kami dalam kondisi yang lebih baik untuk mengatasi tantangan seperti utang yang terlalu banyak dan aliran perdagangan yang terganggu," kata Georgieva.
"Kita akan melewati krisis ini bersama-sama," katanya. "Bersama-sama kita akan meletakkan dasar untuk pemulihan yang lebih cepat dan lebih kuat."
Baca juga: Sri Mulyani: IMF proyeksikan pertumbuhan ekonomi global 2020 negatif
Baca juga: IMF perkirakan resesi 2020 sama buruknya dengan krisis keuangan global
Baca juga: Cegah COVID-19, IMF tutup kantor pusat di Washington
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020