• Beranda
  • Berita
  • AS laporkan kasus corona terbanyak di dunia, lampaui China

AS laporkan kasus corona terbanyak di dunia, lampaui China

27 Maret 2020 11:13 WIB
AS laporkan kasus corona terbanyak di dunia, lampaui China
Lydia Hassebroek menghadiri kelas balet dari rumah sambil mempraktekan jarak sosial saat mewabahnya virus corona (COVID-19) di Brooklyn, New York, Amerika Serikat, Rabu (25/3/2020). (REUTERS/CAITLIN OCHS)

Setiap skenario yang realistis akan membanjiri kapasitas sistem perawatan kesehatan

Jumlah infeksi virus corona A.S. naik di atas 82.000 pada Kamis, melampaui penghitungan nasional China dan Italia, ketika New York, New Orleans dan sejumlah zona merah lainnya menerima lonjakan pasien rawat inap dan kekurangan pasokan, staf, dan tempat tidur.

Dengan fasilitas medis yang hampir habis, terutama untuk ventilator dan masker pelindung, dan terhambat oleh kapasitas pengujian diagnostik yang terbatas, angka kematian A.S. dari COVID-19, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus, naik melebihi 1.200 kasus.

"Setiap skenario yang realistis akan membanjiri kapasitas sistem perawatan kesehatan," Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan pada konferensi pers. Dia menggambarkan kekurangan yang diproyeksikan negara bagian itu terkait kebutuhan ventilator - mesin yang membantu orang yang tidak dapat bernapas sendiri - sebagai "luar biasa."

"Bukannya itu tersimpan di gudang," tambah Cuomo. "Tidak ada persediaan yang tersedia."

Setidaknya satu rumah sakit Kota New York, Pusat Medis Universitas New York-Presbyterian / Columbia di Manhattan, telah memulai uji coba berbagi ventilator tunggal antara dua pasien.

Sementara New York adalah pusat virus corona di Amerika Serikat minggu ini, gelombang besar infeksi berikutnya muncul menuju Louisiana, di mana permintaan akan ventilator telah berlipat ganda. Di New Orleans, kota terbesar di negara bagian itu, perayaan Mardi Gras akhir bulan lalu diyakini telah memicu wabah itu.

Gubernur Louisiana John Bel Edwards mengatakan New Orleans akan kekurangan ventilator pada 2 April dan berpotensi kekurangan tempat tidur pada 7 April "jika kita tidak segera meratakan kurva infeksi."

"Ini bukan dugaan, ini bukan teori yang lemah," kata Edwards dalam konferensi pers. "Inilah yang akan terjadi."

Sekitar 80% dari pasien perawatan intensif Louisiana sekarang menggunakan mesin pernapasan, naik dari tingkat normal 30-40%, kata Warner Thomas, kepala eksekutif Ochsner Health System, kelompok rumah sakit negara bagian.

Kelangkaan masker pelindung, sarung tangan, baju pelindung dan kacamata untuk dokter dan perawat - banyak laporan petugas kesehatan mendaur ulang masker wajah lama, membuat sendiri atau bahkan menggunakan kantong sampah untuk melindungi diri mereka - telah muncul sebagai masalah nasional.

"Perawat kami di seluruh negeri tidak memiliki peralatan pelindung pribadi yang diperlukan untuk merawat pasien COVID, atau pasien mereka," kata Bonnie Castillo, kepala serikat perawat AS terbesar, National Nurses United, kepada MSNBC.

Dalam tonggak sejarah yang tidak menyenangkan bagi Amerika Serikat secara keseluruhan, setidaknya 82.153 orang secara nasional terinfeksi pada Kamis, menurut penghitungan Reuters dari badan kesehatan umum negara bagian dan lokal. China, tempat pandemi global muncul akhir tahun lalu, memiliki jumlah kasus tertinggi kedua, yaitu 81.285 kasus, diikuti oleh Italia dengan 80.539 kasus.

Setidaknya 1.204 orang Amerika telah meninggal karena COVID-19, yang telah terbukti sangat berbahaya bagi orang tua dan orang-orang dengan kondisi kesehatan kronis yang mendasarinya, menurut penghitungan Reuters.

Sumber: Reuters


Baca juga: Senat AS setujui dana bantuan COVID-19 senilai US$ 2 triliun

Baca juga: Makin banyak wilayah di AS perintahkan isolasi karena COVID-19

 

Pewarta: Gusti Nur Cahya Aryani
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020