Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengunjungi gudang farmasi di daerah itu guna memastikan ketersediaan obat-obatan dan alat pelindung diri (APD) sebagai kesiapsiagaan bidang kesehatan dalam penanganan pasien terindikasi terinfeksi virus COVID-19.Hari ini kami tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Bantul melaksanakan kunjungan ke gudang farmasi yang ada di Bantul, kami ingin memastikan ketersediaan obat-obatan yang harus didistribusikan ke-27 puskesmas se-Bantul
"Hari ini kami tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Bantul melaksanakan kunjungan ke gudang farmasi yang ada di Bantul, kami ingin memastikan ketersediaan obat-obatan yang harus didistribusikan ke-27 puskesmas se-Bantul," kata Ketua Pelaksana Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Bantul Helmi Jamharis di Gudang Farmasi Bantul, Jumat.
Menurut dia, tim Gugus Tugas ingin mengetahui bahwa ketersediaan obat dan sarana APD yang dibutuhkan tercukupi, sehingga pemkab melalui puskesmas yang ada dapat memberikan pelayanan terbaik kepada warga masyarakat sesuai dengan kebutuhan yang mereka perlukan.
"Kami juga meminta kepada pengelola gudang farmasi untuk selalu 'update' ketersediaan obat-obatan dan memperhitungkan prakiraan kebutuhan untuk ke depan, karena situasi dan kondisi perkembangan COVID-19 di Indonesia pada umumnya dan Bantul khususnya tidak pernah kita ketahui kapan berakhir," katanya.
Oleh karena itu, kesiapsiagaan gudang farmasi untuk menghitung kebutuhan menjadi sesuatu hal yang urgen untuk terus dilaksanakan, dan Dinkes yang bertanggung jawab terhadap gudang farmasi harus selalu koordinasi dengan pengelola dan puskesmas, agar bisa menyalurkan informasi yang dibutuhkan.
"Kemudian kami sebagai Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TPAD) Bantul akan bisa memperhitungkan berapa kebutuhan anggaran yang dibutuhkan ke depan," kata Helmi yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul ini.
Dia mengatakan, saat ini Pemkab Bantul sudah memberikan anggaran sebesar Rp6 miliar kepada Dinkes Bantul untuk melaksanakan pemesanan terhadap barang atau alat medis yang dibutuhkan, akan tetapi dia meyakini anggaran Rp6 miliar itu tidak akan bisa mencukupi.
"Apalagi kondisi atau situasi saat ini yang menunjukkan tren kenaikan terhadap jumlah ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan) di Bantul. Oleh karena itu, ini bagian dari kesiapsiagaan TAPD untuk bisa mencakup kebutuhan yang ada," katanya.
Dia juga mengatakan, bahwa dalam rangka mendukung ketersediaan sebagian dari kebutuhan puskesmas, sudah dikirimkan khususnya pakaian 'cover all suits' ke puskesmas yang akan ditindaklankuti dengan kebutuhan lain setelah pesanan yang sudah disampaikan terkirim ke gudang farmasi.
Dia mengharapkan, kepada seluruh warga jangan cemas, khawatir, dan panik dengan situasi saat ini, sebab pemkab Bantul akan terus berusaha memberikan pelayanan yang terbaik dalam rangka perlindungan kepada masyarakat terutama dari merebaknya wabah virus corona jenis baru tersebut.
"Kerja sama yang kita butuhkan dari warga adalah selalu menjaga kesehatan, laksanakan pola hidup bersih dan sehat di keluarganya masing-masing. Hindari pertemuan dengan warga secara bersama-sama, karena itu bagian dari keberdamaan untuk mengurangi menularnya COVID-19 di Bantul," katanya.
Sementara itu, berdasarkan ketersediaan logistik di Gudang Farmasi Bantul, untuk pakaian "cover all suits" berjumlah 325, masker N95 ada 982, masker bedah ada 160.600, "handscoon" ada 126.000 , alkohol ada 1.425 liter, penyanitasi tangan (hand sanitizer) sebanyak 1.273 botol masing-masing botol isi 500 ml, demikian Helmi Jamharis.
Baca juga: Pasien positif COVID-19 di Bantul bertambah
Baca juga: Dinkes Bantul lacak warga kontak dengan dua pasien positif COVID-19
Baca juga: Objek wisata di Bantul ditutup hingga 31 Maret, cegah penularan Corona
Baca juga: Pemkab tambah rumah sakit rujukan pasien COVID-19 di Bantul
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020