PT Angkasa Pura I mengakui bahwa wabah virus Corona (COVID-19) telah terasa dampaknya terhadap pendapatan perseroan menyusul menurunnya volume penerbangan.
"Dampak terhadap pendapatan cukup signifikan, saat ini sekitar 20 persen di bawah target, apalagi kalau makin banyak penerbangan yang cancel," ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi melalui video konferensi, Sabtu.
Ia mengemukakan sebanyak 18.300 penerbangan telah dibatalkan pada periode Januari-Maret 2020 seiring wabah COVID-19 yang meluas di Indonesia.
"Porsinya yang dominan adalah untuk domestik, domestik itu sekitar 14.000-an, sisanya internasional," paparnya.
Baca juga: Angkasa Pura I batasi volume penerbangan cegah penyebaran COVID-19
Menurut dia, pembatalan penerbangan itu dikarenakan jumlah penumpang yang mengalami penurunan cukup drastis sehingga membuat sejumlah perusahaan penerbangan memutuskan untuk menghentikan penerbangan sementara.
"Kondisinya sampai kapan tergantung pada 'demand traffic' yang ada saat ini," ucapnya.
Kendati demikian, ia menegaskan, perseroan tetap menjaga layanan tetap maksimal.
"Yang penting adalah 'level of service'-nya tetap harus kita jaga, 'level of security'-nya tetap dijaga secara maksimal," ucapnya.
Baca juga: 53 penerbangan batal terbang dari Bandara Internasional Yogyakarta
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan bahwa perusahaan pelat merah berkomitmen tetap memberikan pelayanan ke masyarakat dan siap rugi di tengah wabah COVID-19.
"Pada saat-saat ini, BUMN seperti Angkasa Pura, Kereta Api Indonesia harus siap rugi karena harus melayni masyarakat," ujar Menteri Erick, Selasa (24/3).
Erick menegaskan BUMN akan tetap beroperasi dan melayani masyarakat, begitu pun dengan kementerian.
"Kita tidak tutup, seperti di Kementerian pun saat ini kita tinggal 15 persen, bukan berarti kita tidak bekerja," ucapnya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020