Pernyataan yang dirilis oleh kantor PBB di Myanmar menyebutkan anggota itu baru kembali dari Swiss dan menjalani karantina mandiri.
"Begitu anggota staf tersebut menunjukkan gejala yang sama persis dengan COVID-19, ia pun dibawa ke rumah sakit dan ditempatkan di ruang isolasi rumah sakit rujukan tempatnya melakukan pemeriksaan," bunyi pernyataan tersebut.
Sambil menyampaikan "apresiasi" kepada pemerintah Myanmar atas "dukungan mereka", pernyataan itu menyebutkan, "PBB secara penuh berkomitmen mendukung upaya nasional untuk mencegah penyebaran virus di Myanmar dan memperkuat kapasitas nasional untuk mengatasi kasus-kasus yang ada, serta dampak yang lebih luas akibat COVID-19."
"Pada masa-masa yang menantang ini, kami melanjutkan tugas kami sebagai mitra Myanmar dalam aksi kemanusiaan, bantuan pembangunan serta penciptaan perdamaian," katanya.
Setelah pada Desember lalu muncul di Wuhan, China tengah, virus corona telah berjangkit di sedikitnya 176 negara dan wilayah.
Lebih dari 585.000 orang di dunia tertular virus corona dengan jumlah total kematian di atas 26.400 . Sebanyak 129.800 orang lebih dinyatakan sembuh dari penyakit tersebut, menurut Johns Hopkins University yang berbasis di AS.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Myanmar laporkan kasus pertama COVID-19
Baca juga: Mahkamah Internasional perintahkan Myanmar lindungi Rohingya
Baca juga: Komisi bentukan pemerintah Myanmar temukan "kejahatan perang"
50 tenaga medis di Jakarta positif COVID-19, dua meninggal
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020