• Beranda
  • Berita
  • Trump batal "lockdown" New York, korban tewas corona lampaui 2.000

Trump batal "lockdown" New York, korban tewas corona lampaui 2.000

29 Maret 2020 11:43 WIB
Trump batal "lockdown" New York, korban tewas corona lampaui 2.000
Seorang wanita berolahraga sambil menggunakan masker, dalam situasi  wabah virus Corona (COVID-19), di Hudson River Park, New York City, AS., Jumat  (27/3/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Stefan Jeremiah/ama.

Karantina tidak diperlukan

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Sabtu bahwa ia akan mengeluarkan larangan perjalanan untuk daerah New York yang terdampak parah guna membatasi penyebaran virus corona, namun membatalkan rencana sebelumnya bahwa ia mungkin akan mencoba untuk menutup wilayah itu sepenuhnya.

"Karantina tidak diperlukan," katanya di Twitter.

Pengumuman Trump disampaikan ketika jumlah kematian AS akibat virus corona melewati 2.100, lebih dari dua kali kali lipat jumlah dua hari lalu. Amerika Serikat kini telah melaporkan lebih dari 122.000 kasus virus pernafasan itu, terbanyak di antara negara mana pun di dunia.

Sejak virus pertama kali muncul di Amerika Serikat pada akhir Januari, Trump telah bimbang antara mengecilkan risiko infeksi dan mendesak rakyat Amerika untuk mengambil langkah-langkah untuk memperlambat penyebarannya.

Trump mengatakan pada Sabtu sore bahwa ia mungkin memberlakukan larangan perjalanan masuk dan keluar dari New York dan sebagian New Jersey dan Connecticut, pusat wabah AS, untuk melindungi negara-negara bagian lain yang belum menanggung beban. Dia hanya memberikan sedikit perincian.

Para kritikus segera menyebut gagasan itu tidak bisa dijalankan, dengan mengatakan itu akan menyebabkan kekacauan di wilayah yang berfungsi sebagai mesin ekonomi Amerika Serikat bagian timur itu, yang menyumbang 10 persen dari populasi dan 12 persen dari PDB.

"Jika Anda mulai membentengi daerah-daerah di seluruh negeri, itu akan benar-benar aneh, kontra-produktif, anti-Amerika," kata Gubernur New York Andrew Cuomo di CNN.

Beberapa jam kemudian, Trump membatalkan gagasan itu, dengan mengatakan ia malah akan meminta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS untuk mengeluarkan "Larangan Perjalanan yang Kuat" yang akan dikelola oleh gubernur tiga negara bagian.

CDC kemudian memperingatkan penduduk negara bagian itu untuk tidak melakukan perjalanan domestik yang tidak penting selama 14 hari. Dikatakan peringatan itu tidak berlaku untuk karyawan "industri infrastruktur kritis" termasuk truk, kesehatan masyarakat dan jasa keuangan.

Itu adalah perubahan kebijakan terbaru dari Trump, yang enggan meminta perusahaan-perusahaan AS untuk memproduksi pasokan medis yang sangat dibutuhkan, terlepas dari permintaan gubernur dan pekerja rumah sakit.

Tes untuk melacak kemajuan penyakit juga masih sedikit, meskipun Gedung Putih berulang berjanji bahwa tes itu akan tersedia secara luas.

Pada Sabtu, Trump tampaknya melunakkan komentar sebelumnya yang menyerukan agar ekonomi AS dibuka kembali pada pertengahan April. "Kita akan lihat apa yang terjadi," katanya.

Meskipun Trump tampaknya memilih untuk tidak memaksakan pos pemeriksaan di jalan raya dan bandara yang mengarah ke New York, beberapa negara bagian telah memberlakukan pembatasan mereka sendiri.

Warga New York yang tiba di Florida dan Rhode Island akan menghadapi perintah untuk mengisolasi diri jika mereka berniat untuk tinggal, dan gubernur Pennsylvania dan Virginia Barat telah meminta para warga New York yang berkunjung untuk secara sukarela melakukan karantina mandiri.

Gubernur New Hampshire Chris Sununu pada Sabtu meminta semua pengunjung ke negara bagiannya yang tidak datang karena alasan kerja untuk melakukan karantina sendiri secara sukarela.

Kasus-kasus corona baru di China mereda setelah pemerintah memberlakukan penguncian ketat terhadap Wuhan, pusat penyakit itu.

Hitungan jumlah korban terus meningkat di Italia, di mana pihak berwenang telah memblokir perjalanan di seluruh negeri dan mencegah orang meninggalkan rumah mereka kecuali untuk alasan penting.

Pembatasan perjalanan apa pun, sukarela atau tidak, mungkin sudah terlambat.

Jumlah pasien corona di rumah sakit California meningkat lebih dari sepertiga semalam, kata Gubernur Gavin Newsom.

Pejabat di Louisiana, tempat perayaan Mardi Gras akhir bulan lalu di New Orleans memicu wabah, melaporkan 17 kematian tambahan dan 569 kasus baru pada Sabtu.

Penyakit ini telah terbukti paling fatal pada orang tua, tetapi Gubernur Illinois J.B. Pritzker mengatakan pada Sabtu bahwa seorang bayi telah meninggal di negara bagiannya.

Petugas kesehatan Amerika memohon lebih banyak peralatan dan perlengkapan pelindung saat mereka menghadapi lonjakan pasien.

Dokter juga sangat prihatin tentang kekurangan ventilator, mesin pernapasan yang dibutuhkan untuk mereka yang menderita COVID-19, penyakit pernapasan seperti pneumonia yang disebabkan oleh virus corona baru yang sangat menular.

Rumah sakit juga menyampaikan kelangkaan obat-obatan, tangki oksigen dan staf terlatih.

Pada Sabtu, perawat memprotes di luar Jacobi Medical Center di New York, mengatakan pengawas memaksa mereka untuk mendaur ulang masker mereka karena akan membahayakan kesehatan.

Sumber: Reuters
Baca juga: NY perintahkan penutupan restoran, bar, bioskop antisipasi virus
Baca juga: Starbucks tutup banyak kafe di AS, Kanada cegah penyebaran corona
Baca juga: Diplomat Filipina jadi kasus pertama virus corona di PBB, New York

 

Pewarta: Gusti Nur Cahya Aryani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020