Harga minyak tergelincir pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena kekhawatiran atas pelemahan permintaan minyak mentah meningkat di tengah penyebaran cepat virus corona di seluruh dunia.Perkiraan untuk sisi permintaan sedang direvisi turun hampir setiap hari
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei turun 1,42 dolar AS menjadi berakhir pada 20,09 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Ini penyelesaian kontrak bulan depan terendah sejak Februari 2002, menurut Dow Jones Market Data.
Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei turun 2,17 dolar AS menjadi ditutup pada 22,76 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Baca juga: Harga minyak anjlok 5 persen, bukukan kerugian mingguan ke-5 beruntun
"Perkiraan untuk sisi permintaan sedang direvisi turun hampir setiap hari, sementara di sisi pasokan masih belum ada tanda-tanda rekonsiliasi antara Arab Saudi dan Rusia," Eugen Weinberg, analis energi di Commerzbank Research, mengatakan dalam sebuah catatan pada Senin (30/3/2020), seperti dikutip dari Xinhua.
Permintaan minyak dapat turun sebanyak 20 juta barel per hari atau 20 persen, tahun ini, mengingat bahwa tiga miliar orang di dunia dikunci tinggal di rumah, Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional (IEA) Fatih Birol memperingatkan pekan lalu.
Awal bulan ini, kegagalan untuk mencapai kesepakatan tentang pengurangan produksi minyak antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dipimpin oleh Rusia, telah memicu kekhawatiran kemungkinan perang harga.
Pasar minyak telah terperangkap antara jatuhnya permintaan secara dramatis akibat pandemi virus corona dan perang harga antara Arab Saudi dan Rusia,
Arab Saudi, anggota utama OPEC, dan Rusia telah mengumumkan peningkatan signifikan dalam produksi minyak mereka, sehingga membanjiri pasar yang telah kelebihan pasokan.
"Kami memiliki keraguan tentang apakah Arab Saudi akan membiarkan dirinya dibujuk dengan mudah untuk kembali dari jalur balas dendam yang baru-baru ini dimulai," kata analis Commerzbank, Eugen Weinberg, merujuk pada perang harga yang dilakukan antara Rusia dan Arab Saudi.
Baca juga: Dolar AS menguat, bersiap hadapi ketidakpastian berkepanjangan
Baca juga: Emas berjangka jatuh lagi 10,9 dolar, tertekan penguatan dolar AS
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020