"Dunia olahraga Indonesia telah kehilangan tokoh yang dedikasinya sangat tinggi dalam mengangkat olahraga Indonesia," ujar Raja Sapta lewat sambungan telepon, Selasa.
Meninggalnya Bob Hasan pada Selasa pukul 11.00 WIB ini memang mengagetkan seluruh pihak terutama keolahragaan di Indonesia. Di tangannya, cabang atletik mulai dipandang oleh dunia karena melahirkan sejumlah atlet berbakat.
Baca juga: Bob Hasan meninggal akibat penyakit kanker dan paru-paru
Sebut saja nama-nama seperti Suryo Agung Wibowo, Triyaningsih, Maria Londa, hingga Lalu Muhammad Zohri. Nama terakhir ini menjadi perbincangan hangat terutama saat meraih medali emas di nomor 100 meter di Kejuaraan Dunia Asia Junior 2018 dan akan tampil di Olimpiade Tokyo.
Baca juga: Zohri terancam tanpa uji coba Olimpiade imbas wabah virus corona
Selain menjabat sebagai Ketua Umum PB PASI, Bob Hasan juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum PB PABBSI. Ia juga menempatkan orang kepercayaannya di kursi PB Perpani yakni Haposan Panggabean.
Keputusan Bob tak salah, di bawah asuhan Haposan lahir trio srikandi Indonesia yakni Nurfitriyana Saiman, Kusuma Wardani dan Lilis Handayani saat meraih perak Olimpiade Seoul 1988.
"Semua cabang olahraga yang dipegangnya banyak lahir atlet-atlet berkualitas yang mampu mengharumkan nama bangsa dan negara di ajang multi event dan single even. Terus terang, saya sangat hormat dan kagum dengan sosok pak Bob yang mengabdi dalam dunia olahraga atletik hingga akhir hidupnya," kata Okto.
Okto pun mewakili National Olympic Committe (NOC) Indonesia menyampaikan duka yang mendalam atas kepergian Bapak Atletik Indonesia tersebut.
"Saya dan jajaran pengurus NOC Indonesia ikut belasungkawa. Inna Lilahi Wa Inna Ilaihi Rojiun. Semoga Almarhum wafat dalam Husnul Khotimah, semua kebaikan diterima, serta mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT," katanya.
Bob Hasan sendiri meninggal dunia di usia 89 tahun. Ia diketahui mengidap penyakit kanker dan telah menjalani perawatan secara intensif sejak tiga bulan terakhir. Rencananya, almarhum bakal dimakamkan di Ungaran, Jawa Tengah.
Baca juga: Maria Londa kehilangan sosok seorang pengayom dan motivator
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2020