Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan aliran modal asing yang keluar atau capital outflow pada seminggu terakhir mereda dan secara year to date (ytd) hingga 30 Maret 2020 tercatat sebesar Rp145,1 triliun.Memang outflow seminggu terakhir mereda, tapi kalau akumulasinya secara (ytd) itu masih terjadi outflow baik portofolio investasi saham maupun obligasi...
“Memang outflow seminggu terakhir mereda, tapi kalau akumulasinya secara (ytd) itu masih terjadi outflow baik portofolio investasi saham maupun obligasi totalnya Rp145,1 triliun,” kata Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Perry Warjiyo menyebutkan aliran modal asing yang keluar dengan total Rp145,1 triliun tersebut di antaranya terdiri dari saham dengan nilai outflow sebesar Rp9,9 triliun dan Surat Berharga Negara (SBN) Rp131,1 triliun.
Ia menjelaskan sebagian besar outflow terjadi pada periode ketika ada wabah Virus Corona baru atau COVID-19 yaitu jumlah capital outflow sejak 20 Januari hingga 30 Maret 2020 sebesar Rp167,9 triliun terdiri dari SBN Rp153,4 triliun dan saham Rp13,4 triliun.
“Tapi Alhamdulillah dari stimulus fiskal oleh berbagai negara dan stabilisasi oleh bank sentral sehingga kepanikan mereda meskipun ketidakpastian masih tinggi,” katanya.
Baca juga: Gubernur BI bersyukur sepekan terakhir nilai tukar rupiah stabil
Perry memastikan Bank Indonesia akan terus berkomitmen untuk melakukan stabilisasi di pasar keuangan baik nilai tukar rupiah melalui spot, Domestic Non-Delivery Forward (DNDF), dan pembelian SBN dari pasar sekunder.
“Itu triple intervention kami untuk terus berada di pasar untuk melakukan itu,” tegasnya.
Perry menambahkan Bank Indonesia juga telah membeli SBN yang secara year to date (ytd) bernilai total Rp172,5 triliun yakni di antaranya melalui pembelian SBN di pasar sekunder Rp166,2 triliun.
“Itu adalah pembelian SBN dari pasar sekunder yang memang dilepas oleh investor asing,” katanya.
Meski demikian, Perry menyatakan saat ini sudah mulai adanya aliran modal asing yang masuk atau capital inflow antara lain melalui lelang SBN oleh Kementerian Keuangan dimenangkan Rp22,2 triliun atau lebih tinggi dari target Rp15 triliun.
“Sudah mulai ada inflow antara lain tadi dari lelang SBN oleh Kemenkeu dimenangkan Rp22,2 triliun dari target Rp15 triliun karena memang bid-nya itu Rp35,15 triliun,” ujarnya.
Perry menuturkan hal tersebut menunjukkan bahwa minat investor asing untuk membeli SBN masih relatif tinggi sehingga hasil dari lelang yang dilakukan oleh Kemenkeu melebihi target.
“Ini menunjukkan bahwa minat untuk investasi portofolio ke Indonesia masih tinggi,” kata Gubernur Bank Indonesia itu.
Baca juga: BI nilai investor masih berpandangan positif pada Indonesia
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020