"Ozon banyak ditemui di sekitar kita dan kembali menjadi oksigen secara alami," kata Kepala Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI Anto Tri Sugiarto dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa.
Baca juga: LIPI-Danone kerja sama produksi disinfektan bantu cegah COVID-19
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak merekomendasikan mekanisme penyemprotan alkohol atau klorin ke tubuh manusia.
Dalam keterangan resminya, WHO menyatakan penyemprotan bahan-bahan kimia seperti yang dilakukan masyarakat di bilik-bilik disinfektan buatan sendiri dapat membahayakan jika terkena pakaian atau selaput lendir.
Ozon merupakan bentuk lain dari oksigen yang merupakan reaksi oksigen dan sinar ultraviolet dari matahari. Sejak 1906, ozon sudah digunakan sebagai bahan dasar disinfektan karena memiliki kemampuan oksidasi yang lebih baik dibandingkan klorin dan hidrogen peroksida.
Baca juga: P2LD-LIPI bagikan tip membuat cairan pembersih tangan
Baca juga: Peneliti: Herd immunity skenario terburuk tangani COVID-19
"Hal ini menjadikan ozon sangat efektif dalam membunuh berbagai jenis mikroorganisme berupa virus, bakteri dan jamur," ujar Anto.
Saat ini ozon banyak dipergunakan untuk sterilisasi bahan makanan, minuman, peralatan produksi, peralatan medis, air kolam renang, dan pada pengolahan air minum.
Bahkan, kata Anto, ozon saat ini juga dipergunakan untuk terapi beberapa jenis penyakit termasuk SARS dan MERS.
Anto menuturkan bila dipaparkan di udara dalam sebuah ruangan, ozon mampu menstrerilisasi udara dan permukaan ruangan tersebut.
Baca juga: LIPI latih SDM untuk pemeriksaan PCR deteksi COVID-19
Baca juga: LIPI merilis produk rumah tangga untuk disinfektan cegah COVID-19
Baca juga: Cegah virus corona, LIPI bagikan hand sanitizer ke sekolah
Ozon juga didapati efektif untuk menonaktifkan SARS pada udara dan permukaan dengan durasi pemaparan hingga 30 menit dan dengan dosis 0,5-2,5 part per million.
Dengan kemampuan disinfeksi tersebut, ozon diyakini memiliki kemampuan membunuh bakteri atau virus yang menempel di permukaan atau di udara, dalam ruangan tertutup seperti bilik disinfektan.
"Ozon nanomist secara teknis dapat dipakai untuk menggantikan disinfektan kimia di bilik disinfektan dengan potensi risiko lebih rendah selama dipakai mengikuti durasi dan ketentuan," tuturnya.
Anto menuturkan ozon nanomist tidak serta merta menjamin seseorang dapat terbebas dari virus di dalam tubuh. Upaya pencegahan terbaik tetap dengan gaya hidup sehat dan bersih, rajin mencuci tangan dan mandi setelah beraktivitas di luar rumah.
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020