Hal ini tercermin dari telah terbentuknya 10 komunitas berbasis daring secara aktif dan mandiri di berbagai wilayah yang merupakan wujud program tersebut.
“Kita menguji coba kegiatan berbasis program Dasa Wisma dengan membangun partisipasi publik melawan corona,” kata Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko di Bina Graha, dalam siaran pers di Jakarta, Rabu.
Moeldoko meyakini partisipasi publik akan sangat membantu pemerintah mengatasi penyebaran COVID-19.
Baca juga: Seorang warga Kediri kembali positif terinfeksi virus corona
Baca juga: Polres Mimika tahan ketua RT provokasi warga tolak isolasi ODP-PDP
Dia mengatakan masyarakat yang terlibat, nanti akan mendapat supervisi dari relawan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga Puskesmas terdekat dengan memanfaatkan Whatsapp Group (WAG) yang berisi 30-40 kepala keluarga.
Moeldoko mengatakan sejauh ini program tersebut langsung mendapat respon masyarakat di berbagai wilayah, salah satunya di Legok, Tangerang, Banten yang telah membentuk mata rantai komunitas berbasis teknologi.
Agus Heri Nugroho, selaku Ketua RT.3/RW.9, Perum Legok Permai-Blok Flamboyan, Legok, Tangerang, Banten, mengatakan pihaknya langsung bergerak ketika mengetahui ada program 10 Rumah Aman yang digagas KSP.
“Kami langsung bergerak begitu tahu ada program 10 Rumah Aman. Sebab, kami tahu bila program ini sangat bagus untuk memutus sebaran COVID-19. Sekarang lingkungan RT bisa terhubung kembali satu sama lain dengan arah yang jelas,” kata Agus dalam siaran pers yang sama.
Fungsi program pun berkembang, di mana dampak negatif COVID-19 secara ekonomi ikut diperhatikan.
Secara gotong royong, masyarakat ikut mengumpulkan donasi logistik. Beragam bantuan akan disalurkan pada pihak yang membutuhkan di wilayah RT masing-masing.
Pengumpulan dan pembagian donasi juga dilakukan secara aman yakni donasi logistik diletakkan di depan rumah.
“Secara khusus kami menyambut baik program ini. Selain sosial, di situ ada aspek kemanusiaannya. Para warga yang kesulitan secara ekonomi karena COVID-19 akan dibantu secara gotong royong. Hal ini juga sudah mulai berjalan. Sembako dikumpulkan lalu diberikan kepada yang memerlukan,” kata Yana selaku Ketua RT.10/RW.03, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.
Melalui WAG, struktur kelompok juga terbentuk rapi. Selain memiliki ketua, kelompok ini menunjuk Petugas Dasa Wisma atau Karang Taruna.
Mereka juga memastikan anggotanya tetap di rumah dan secara rutin memonitor suhu tubuh setiap warganya.
Informasi tersebut lalu dilaporkan kepada Ketua Kelompok melalui WAG hingga sampai kepada Ketua RT.
Kepala Staf Presiden Moeldoko pun optimistis, mata rantai sebaran COVID-19 akan cepat terputus dan lenyap di Indonesia. Satu sisi publik tetap mendapatkan jaminan kesejahteraan secara ekonomi secara gotong-royong. Apalagi, respon cepat dan penanganan terukur selalu diberikan pemerintah.
“Kami apresiasi atas kepedulian masyarakat memerangi COVID-19 di Indonesia. Semua elemen harus bersinergi. Dengan soliditas gotong royong seperti ini, kami yakin beragam problem COVID-19 akan cepat selesai sesuai skenario. Tekanan yang ditimbulkannya secara ekonomi juga bisa diatasi secara tuntas,” kata Moeldoko.*
Baca juga: KSP minta organisasi keagamaan aktif sosialisasi "physical distancing"
Baca juga: KSP apresiasi kinerja gugus tugas tangani COVID-19
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020