Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) merintis pengembangan Bank Gen Ikan Indonesia sebagai upaya pelestarian, peningkatan dan pemanfaatan plasma nutfah perikanan nasional.Indonesia memiliki sumber daya genetik ikan (SDGI) yang melimpah
"Indonesia memiliki sumber daya genetik ikan (SDGI) yang melimpah sehingga diakui sebagai salah satu negara megabiodiversitas. Namun pemanfaatan SDGI dirasakan belum optimal," kata Kepala BRSDM Sjarief Widjaja dalam siaran pers di Jakarta, Rabu.
Namun di sisi lain, menurut Sjarief Widjaja, eksploitasi pemanfaatan beberapa jenis ikan sudah melebihi batas optimal, yang berdampak terhadap kualitas dan kuantitas jenis-jenis ikan tersebut di alam.
Untuk itu, ujar dia, dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya genetik plasma nutfah tersebut, pengelolaan plasma nutfah di Indonesia perlu dilakukan secara lebih komprehensif dan optimal, baik dalam hal pemanfaatan budidaya, penangkapan maupun upaya pelestariannya.
Upaya tersebut dimulai dengan melakukan identifikasi jenis ikan endemik Indonesia melalui aplikasi SIGENI (Sistem Informasi Sumberdaya Genetik Ikan Indonesia), yang akan dirilis secara resmi usai Pandemi COVID-19 berakhir.
Terlebih saat ini, ucap Kepala BRSDM, terdapat sekitar 4.748 potensi SDG Indonesia, yang sudah teridentifikasi dan prosesnya pun masih terus berjalan.
Tak hanya mengidentifikasi spesies, aplikasi SIGENI juga menginformasikan status kelimpahan stok di alam, dan kondisi atau status kelimpahan ikan pun akan dikategorikan berdasarkan kelimpahan atau volume tersebut, mulai dari ikan dengan kategori populasi yang masih aman atau banyak, sudah mulai jarang, hampir tidak ada atau punah.
"Pengembangan SIGENI sangat mendesak mengingat masih banyaknya persoalan terkait pengelolaan SDGI Indonesia, yang meliputi inventarisasi keragaman jenis dan genetik, klaim stok perikanan, deteksi kualitas populasi, identifikasi produk lokal, mitigasi spesies asing invasive dan kontribusi daerah pemijahan," ujar Sjarief.
Di samping itu, dalam rangka menghimpun semua informasi yang telah dan akan diperoleh terkait sumberdaya genetik plasma nutfah ikan di Indonesia, BRSDM juga memulai pembentukan Jejaring Genetika Perikanan Indonesia (JarGenI) atau Indonesian Fisheries Genetic Network (IFGENI).
Organisasi ini diharapkan dapat menghimpun para peneliti, peminat dan pemerhati ilmu pengetahuan khususnya di bidang genetika perikanan.
Kepala Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI), Joni Haryadi, yang juga sebagai inisiator pembentukan JarGenI, menyampaikan bahwa wadah tersebut bertujuan untuk membantu meningkatkan pengelolaan sumberdaya genetik ikan dalam arti luas di Indonesia dengan cara memajukan kegiatan-kegiatan dalam bidang genetika perikanan, antara lain melalui pembinaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta peningkatan profesionalisme di bidang genetika.
JarGenI juga bermanfaat sebagai sarana dan wahana pendukung dalam meningkatkan pengabdian dan pengamalan sains dan teknologi para anggotanya; peningkatan dan kerjasama antar anggota/masyarakat peminat bidang genetika perikanan serta profesi lainnya; serta peningkatan komunikasi dan pemasyarakatan sains dan teknologi yang berkaitan dengan genetika perikanan.
Baca juga: Indonesia ekspor produk perikanan senilai Rp13,3 miliar
Baca juga: Pemerintah berencana bangun pasar ikan internasional di Indonesia
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020