melakukan koordinasi dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan untuk menjaga ketersediaan bahan baku bagi industri mamin
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa Kementerian Perindustrian terus menjaga produktivitas hingga distribusi dari industri makanan dan minuman (mamin) di dalam negeri di tengah pandemi COVID-19 saat ini.
"Apalagi, saat ini di tengah kondisi pandemi virus corona, kebutuhan pangan masyarakat semakin meningkat, seiring pula dengan adanya kebijakan untuk work from home (bekerja dari rumah),” kata Menperin lewat keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Misalnya, lanjut Menperin, permintaan untuk produk susu yang cukup naik, karena termasuk untuk meningkatkan imun.
Oleh karena itu, Kemenperin memberikan apresiasi kepada pelaku industri mamin di dalam negeri yang tetap semangat memacu produktivitasnya di tengah kondisi tekanan ekonomi global sampai pada dampak dari pandemi COVID-19.
“Kami aktif melakukan koordinasi dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan untuk menjaga ketersediaan bahan baku bagi industri mamin,” tutur Agus.
Selanjutnya, Kemenperin siap mendengar masukan dari para pelaku industri mamin di Tanah Air demi kemajuan sektor strategis tersebut.
"Kemarin, kami telah melakukan video conference dengan sejumlah pelaku industri mamin, termasuk dengan pengurus Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI),” imbuhnya.
Menteri Agus Gumiwang optimistis industri mamin masih memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini.
"Kami juga tetap memprioritaskan pengembangan industri mamin yang tergolong sektor industri kecil dan menengah (IKM),” ujarnya.
Ketua Umum GAPMMI Adhi S Lukman menyampaikan, pihaknya bertekad mendukung pemerintah dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di tengah kondisi sulit saat ini, termasuk dampak dari pandemi COVID-19.
"Kali ini, dunia usaha tidak lagi memikirkan untung rugi, tapi bagaimana bersama-sama dengan pemerintah mengatasi masalah saat ini, sehingga bisa pulih cepat,” paparnya.
Menurut Adhi, dari pengalaman beberapa negara, produk mamin olahan menjadi salah satu andalan untuk ketersediaan pangan saat menghadapi sebuah bencana atau musibah. Oleh karenanya, diperlukan pasokan bahan baku agar bisa menjaga produktivitas industri mamin.
"Kami telah menyampaikan kepada Bapak Menteri (Perindustrian), bahwa kami tetap ingin melakukan produksi dan distribusi sampai ke pusat perbelanjaan, bahkan sampai ke konsumen. Namun demikian, yang perlu diperhatikan, antara lain adalah kelancaran bahan baku dan arus logistik,” terangnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono mengungkapkan, sejumlah sektor industri di dalam negeri masih ada yang beroperasi di tengah menghadapi pandemi COVID-19.
Namun, pihaknya telah mengimbau kepada para pelaku industri tersebut, agar mengutamakan protokol kesehatan serta arahan dari Gugus Tugas COVID-19.
“Apabila ada yang tetap berproduksi, diharapkan dapat mengikuti pedoman penanganan COVID-19 yang ditetapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Kesehatan,” ujarnya.
Meskipun ada beberapa sektor industri yang mengalami penurunan produksi di tengah kondisi saat ini, Sigit optimistis, ada pula sektor industri yang produksinya bakal meningkat drastis.
"Contohnya, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang akan mengalami peningkatan produksi karena berupaya memenuhi kebutuhan alat pelindung diri (APD),” sebutnya.
Baca juga: Menperin minta industri tekstil dan otomotif bantu tanggulangi Corona
Baca juga: Kemenperin jaga produktivitas industri guna penuhi kebutuhan konsumen
Baca juga: Menperin: Presiden setuju tambahan industri penerima insentif
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020