Kementerian Pertanian (Kementan) mengakui bahwa pemberlakuan karantina wilayah secara terbatas oleh Pemerintah Daerah turut memengaruhi kelancaran distribusi pangan ke DKI Jakarta.Kita tidak bisa memungkiri jasa distributor enggan melakukan kegiatannya, khususnya beberapa hari terakhir ini kita ada 'lockdown' terbatas pasti memengaruhi mereka
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi menjelaskan bahwa sejumlah jasa distributor pangan enggan beroperasi karena pemberlakuan tersebut. Di sisi lain, DKI Jakarta termasuk ke dalam wilayah zona merah penyebaran Covid-19, namun juga merupakan daerah yang tidak memproduksi bahan pangan.
"Kita tidak bisa memungkiri jasa distributor enggan melakukan kegiatannya, khususnya beberapa hari terakhir ini kita ada 'lockdown' terbatas pasti memengaruhi mereka," kata Agung dalam wawancara yang disiarkan di salah satu TV nasional, Rabu.
Agung menjelaskan bahwa pemerintah perlu melakukan intervensi mengingat DKI Jakarta sangat bergantung pada distribusi pangan dari daerah penyangga, seperti Karawang, Lembang dan Bogor.
Salah satu upaya yang dilakukan Kementan untuk memastikan kebutuhan pangan bisa terpenuhi dengan lancar adalah berkoordinasi dengan PD Pasar Jaya di DKI Jakarta, Gapoktan dan pelaku usaha lainnya, melalui penyediaan pangan di Toko Tani Indonesia.
"Kita upayakan secara bersama-sama, termasuk lewat Toko Tani Indonesia, pasar tani, kita punya. Kita coba meskipun armada tidak besar, tetapi kita mencoba mengambil produksi dari petani, kita bawa ke sini (Jakarta)," kata Agung.
Sebelumnya dalam kesempatan terpisah, Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan Ketahanan Pangan Kementan, Risfaheri menjelaskan adanya Toko Tani Indonesia (TTI) menjadi alternatif masyarakat untuk mendapatkan bahan pangan pokok yang berkualitas dengan harga terjangkau sesuai acuan pemerintah.
Setiap harinya, TTI Center yang berada di kawasan Pasar Minggu misalnya, pasokan daging yang masuk selalu di atas 2 ton untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Belum lagi telur yang mencapai 500-700 kg dan beras mencapai 5 ton yang selalu distok ulang setiap 2-3 hari dari petani Jawa Barat.
Berdasarkan data BKP, hingga sekarang sudah ada 2 Toko Tani Indonesia Center yang terletak di Jakarta dan Bogor, serta 232 Toko Tani Indonesia (TTI) tersebar di DKI Jakarta, 143 TTI di Bogor, 5 TTI di Bekasi, dan 24 TTI di Tangerang dan Tangerang Selatan.
Baca juga: Kementan-Kemenhub akan kerja sama percepat distribusi pangan
Baca juga: Realokasi anggaran COVID-19 perlu diarahkan untuk ketahanan pangan
Baca juga: Bulog pastikan mampu penuhi lonjakan kebutuhan pangan
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020