Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah berharap masyarakat tidak lagi menolak jenazah pasien terpapar COVID-19 karena telah ditangani sesuai prosedur WHO.
"Mereka (korban kasus COVID-19) yang meninggal, tentunya kita turut mendoakan supaya jalannya dimuluskan," katanya saat mengunjungi Posko Gugus Tugas COVID-19 Sulsel di Makassar, Rabu.
Ia menjelaskan, para korban akibat COVID-19 itu bukan aib yang harus dihindari atau ditolak.
Baca juga: Kasus positif COVID-19 meninggal di Kota Bogor jadi enam
Mantan Bupati Bantaeng dua periode itu juga meminta agar masyarakat tidak langsung mencap korban kasus COVID-19 itu penular virus meski sudah ditangani sesuai prosedur.
"Saya meminta sekali lagi bahwa korban COVID-19 itu bukan aib. Apalagi virusnya itu sudah tidak menyebar setelah dikuburkan (sesuai standar WHO)," katanya.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sulsel Husni Thamrin menjelaskan, sebelum dibawa ke pemakaman, kondisinya mayat sudah steril dan tidak akan menularkan virus.
Jenazah COVID-19 ketika dibungkus oleh pihak rumah sakit sudah dalam kondisi steril, sudah disemprot dan sudah dibungkus plastik. Setelah itu baru dimasukkan dalam peti.
"Sebenarnya ini tidak perlu ada penolakan. Masyarakat harus dikasih pemahaman. Pasien COVID-19 yang dinyatakan meninggal dunia sudah dilakukan tayamum, dibungkus dan dishalatkan, bahkan sampai pada pengantaran serta pemakaman," ujarnya.
Baca juga: Dinkes DKI temukan 1,7 persen positif COVID-19 dalam tes cepat
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020