Seorang agen telur ayam ras di Nunukan, Basri, di Nunukan, Rabu, mengatakan kenaikan harga disebabkan banyaknya permintaan warga selama terjadi pandemi corona virus corona baru itu
Pada pekan lalu, harga telur ayam ras berkisar Rp50.000 per rak.
Tingginya permintaan tersebut, kata dia, antara lain karena anjuran pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran virus itu.
Ia mengatakan pasokan telur dari Sulsel itu masih lancar setiap pekan, walaupun jumlahnya menurun dibandingkan dengan sebelumnya, karena hanya satu kapal pengangkut.
Baca juga: Presiden bagikan kartu sembako, respons dampak COVID-19
Sebelum terjadi pandemi virus corona, ada dua kapal dari Parepare, Sulsel, yakni MV Cattleya dan KM Thalia yang mengangkut bahan kebutuhan pokok masyarakat, termasuk telur ayam ras, ke daerah itu.
Setiap pekan, Basri mengaku memesan telur ayam ras dari Kabupaten Sidrap, Sulsel 1.400 rak.
Akibat banyaknya permintaan masyarakat di daerah itu, kata dia, persediaan telur habis dalam jangka waktu dua hari.
Padahal, kata dia, sebelum adanya serangan virus corona, kadangkala persediaan telur ayam ras miliknya habis dalam jangka waktu sepekan.
Kenaikan harga telur ayam ras itu dibenarkan oleh Irma, ibu rumah tangga di Kampung Rambutan, Kelurahan Nunukan Timur.
Ia mengaku kaget atas kenaikan harga telur ayam ras yang terus berlangsung sejak tiga pekan terakhir ini.
Ia mengatakan pekan lalu harga telur ayam ras masih berkisar Rp50.000 per rak, tiba-tiba naik menjadi Rp55.000 per rak untuk ukuran besar, sedangkan ukuran kecil Rp52.000 per rak.
Baca juga: Dampak corona, pemerintah sanksi pedagang yang permainkan harga
Baca juga: Anggaran Program Sembako naik Rp43,6 triliun atasi dampak COVID-19
Pewarta: Rusman
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020