Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis pagi, kembali terkoreksi sejalan dengan anjloknya bursa saham global.Tekanan negatif dari bursa global diperkirakan akan memicu pelemahan IHSG
IHSG dibuka melemah 17,92 poin atau 0,4 persen ke posisi 4.448,12. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 5,5 poin atau 0,81 persen menjadi 672,8.
"Tekanan negatif dari bursa global diperkirakan akan memicu pelemahan IHSG pada hari ini," tulis Tim Riset Phintraco Sekuritas dalam risetnya yang dikutip Antara di Jakarta, Kamis.
Selain itu, rilis data Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Indonesia yang menunjukkan penurunan dari sebelumnya 51,9 menjadi 45,3, juga berpotensi menekan pergerakan IHSG.
Penurunan PMI Manufaktur memberikan indikasi perlambatan sektor manufaktur di Indonesia.
Merespons potensi sektor manufaktur, pemerintah Indonesia berupaya untuk mempercepat realisasi penurunan pajak korporasi menjadi 22 persen dari sebelumnya 25 persen.
IHSG diperkirakan bergerak melemah dan diperdagangkan dalam rentang level tahanan bawah (support) 4.350 dan level tahanan atas (resistance) 4.500.
Investor sebaiknya tidak terlalu agresif dalam melakukan akumulasi beli pada hari ini. Menguatnya IHSG dalam sepekan terakhir diperkirakan akan memicu koreksi sejumlah saham, terutama di sektor barang konsumsi.
Investor dapat mencermati saham-saham bluechip yang mencatatkan pertumbuhan laba bersih di 2019 dan telah mengumumkan rencana buyback. Keduanya dapat menopang harga saham emiten tersebut.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 103,2 poin atau 0,57 persen ke 17.962,2, indeks Hang Seng melemah 108,5 poin atau 0,47 persen ke 22.977,3, dan indeks Straits Times melemah 27,78 poin atau 1,14 persen ke 2.412,49.
Baca juga: IHSG ditutup di zona merah seiring potensi turunnya ekonomi
Baca juga: IHSG rawan terkoreksi seiring revisi turun proyeksi Bank Dunia
Baca juga: IHSG Selasa sore melambung, ditopang kabar pemulihan ekonomi China
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020