Dalam laman resmi Nissan Global, pada Kamis menyatakan bahwa pegawai itu mengunjungi sebuah klinik pada 24 Maret lalu setelah mengalami demam 38 derajat Celcius dan diresepkan obat flu.
Demam karyawan turun setelah minum obat, dan karyawan itu bekerja di tempat kerja mereka dari 25 hingga 27 Maret. Namun, setelah mengetahui hilangnya indra penciuman, karyawan tersebut menghubungi pusat konsultasi untuk orang-orang yang berpotensi terpapar COVID -19 pada 28 Maret.
Karyawan tersebut menerima tes reaksi rantai polimerase (PCR) di pusat pada 30 Maret dan didiagnosis positif pada hari berikutnya.
Nissan Motor Kyushu segera melakukan investigasi terhadap tindakan karyawan yang terinfeksi di tempat kerja. Orang-orang yang diidentifikasi memiliki hubungan dekat dengan karyawan tersebut telah diperintahkan untuk tinggal di rumah.
Nissan Motor Kyushu juga menangguhkan jalur produksi kendaraannya mulai dari shift malam pada tanggal 31 Maret, dan mendisinfeksi lokasi yang terkena dampak. Perusahaan akan memutuskan kapan akan melanjutkan operasi di bawah bimbingan pusat kesehatan masyarakat.
Nissan dan Nissan Motor Kyushu dengan tulus meminta maaf atas kecemasan atau kekhawatiran yang mungkin ditimbulkan oleh komunitas lokal dan pemangku kepentingan untuk Nissan.
"Kami akan terus memprioritaskan keselamatan dan kesehatan para pemangku kepentingan kami, termasuk karyawan dan keluarga mereka, dan untuk bekerja sama dengan pihak-pihak terkait," ungkap Nissan dalam keterangan resminya, Kamis.
Baca juga: Corona hambat pasokan komponen otomotif General Motors AS
Baca juga: Nissan harus lakukan efisiensi untuk tetap hidup
Baca juga: Nissan umumkan pengganti Carlos Ghosn
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020