• Beranda
  • Berita
  • Seorang calon pendeta di Palangka Raya dinyatakan sembuh dari COVID-19

Seorang calon pendeta di Palangka Raya dinyatakan sembuh dari COVID-19

2 April 2020 12:59 WIB
Seorang calon pendeta di Palangka Raya dinyatakan sembuh dari COVID-19
Ergon Pranata Pieters (kedua kanan) seorang pasien COVID-19 di Kalteng yang dinyatakan sembuh, didampingi Direktur RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya Yayu Indriaty (kedua kiri) di Palangka Raya, Rabu (1/4/2020). ANTARA/Muhammad Arif Hidayat
Ergon Pranata Pieters (26), pria yang juga calon pendeta berdomisili di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah dinyatakan sembuh dan terkonfirmasi menjadi negatif COVID-19 setelah menjalani isolasi di RSUD Doris Sylvanus.

Ia sempat menjadi salah satu pasien positif COVID-19, namun pada Rabu (1/4) pagi ia menerima kabar baik karena dinyatakan sembuh dan menjadi negatif COVID-19.

"Pagi kemarin saya bangun, sebetulnya belum mendapat informasi dari rumah sakit, tetapi entah di grup WhatsApp ada yang mengabarkan saya sembuh," kata Ergon di Palangka Raya,Kamis.

Awalnya ia kebingungan dan sempat beranggapan bahwa yang sembuh adalah pasien lain yang lebih lama dirawat disana. Namun, ternyata memang dirinya yang dinyatakan sembuh dan bebas dari COVID-19.

Baca juga: Seorang pasien COVID-19 di Kalteng meninggal karena serangan jantung

Sebelum keluar dari rumah sakit, ia memutuskan bersedia berbagi kisah dan pengalamannya selama menjadi pasien dengan pengawasan (PDP), hingga terkonfirmasi positif.

Ergon menceritakan sekitar 29 Februari 2020, ia baru pulang dari Bogor dan sampai di Palangka Raya pada 1 Maret 2020. Setelah beberapa waktu berlalu, ia mulai merasa demam, sempat menggigil, sedikit batuk dan vertigo.

Akhirnya ia memeriksakan diri ke salah satu rumah sakit swasta dan kemudian dilakukan observasi, ternyata ia dinyatakan sebagai PDP dan dirujuk ke RSUD Doris Sylvanus.

"Setelah dirujuk dan menjadi PDP di Doris, saya pun tidak tahu kapan akan keluar. Selama masa penantian menunggu hasil positif atau negatif, di situ lah beban paling besar, sehingga terus menangis dan haru," ungkap Ergon.

Masa-masa paling sulit adalah saat menanti hasil pemeriksaan laboratorium, sebab hasil tersebut tak hanya berkaitan dengan dirinya, tetapi juga orang lain, bahkan dirinya sempat merasa sesak karena rasa khawatir yang begitu dalam. Tetapi, perasaan itu terus dilawan dengan semangat dan dukungan dari berbagai pihak, mulai dari para tenaga medis, kerabat dan jemaat gereja.

Baca juga: Pasien dalam pengawasan terkait COVID-19 di Kalteng 22 orang

Akhirnya ia menerima kabar hasil pemeriksaan laboratorium yang menyatakan dirinya positif COVID-19, yakni sekitar 26 Maret 2020 lalu. "Saya sudah siap karena semua hal sudah dilalui. Saya tidak berjuang sendirian, saya berjuang dengan para dokter, perawat dan dukungan banyak pihak lainnya," kata dia.

Orang-orang yang berdasarkan penelusuran riwayat dirinya sempat melakukan kontak pun sangat kooperatif, mereka mematuhi anjuran dari Dinas Kesehatan dengan langsung memeriksakan diri, mengisolasi diri, hingga langkah-langkah pencegahan lainnya.

"Dukungan mereka sangat besar pengaruhnya dan yang terpenting tidak ada yang menjauhi saya," ucapnya.

Lebih lanjut, ia bercerita tentang pengalamannya di rumah sakit, selama di sana apapun yang dibutuhkan selalu dipenuhi oleh para tenaga medis. Penanganan tak hanya tentang COVID-19, namun juga keluhan lainnya. Bahkan, selama di ruang isolasi, ia diperbolehkan menggunakan telepon seluler, fasilitas memadai, sehingga ia tidak merasa bosan.

Ergon mengaku satu ruang dengan kenalannya yang juga positif COVID-19. Mereka berkomunikasi secara intensif meski melalui saluran telepon."Walau berdekatan, kami tidak boleh kontak langsung, tetap menggunakan saluran telepon. Dia kondisinya baik-baik saja dan semoga beberapa hari ke depan juga mendapat konfirmasi negatif atau sembuh," harapnya.

Menurutnya, saat dinyatakan sembuh dan bisa keluar dari rumah sakit, tentu merupakan kabar yang sangat menggembirakan. Hanya saja, bukan berarti ia pergi meninggalkan rumah sakit, melainkan pergi dari salah satu zona nyaman karena selama ini pelayanan sangat baik.

Ia menegaskan kekhawatiran pasti ada dalam dirinya dan orang-orang yang menjadi PDP maupun ODP. Tetapi, kelolalah kekhawatiran itu dengan baik dan jangan sampai kalah dengannya.

Baca juga: Kalteng lakukan pengawasan enam pasien terkait Covid-19

Baca juga: RSUD Doris Sylvanus siap jadi rujukan pasien virus corona di Kalteng


Sementara itu, Direktur RSUD Doris Sylvanus Yayu Indriaty mengatakan Ergon merupakan pasien kedua yang dinyatakan sembuh untuk kasus positif COVID-19 di Kalteng.

"Statusnya sembuh dan diperbolehkan kembali ke rumah. Namun, pada kondisi saat ini, ia tetap harus berhati-hati, karena ia tidak kebal terhadap COVID-19 dan tetap berpotensi terkena kembali, jika kontak dengan seseorang yang positif COVID-19," katanya.

Sedangkan untuk surat pernyataan sembuh, pihaknya tetap berkoordinasi dengan Balai Besar Penelitian Kesehatan, karena sampelnya kemarin dikirimkan kesana. Sehingga surat resminya nanti berasal dari Kementerian Kesehatan RI.

 

Pewarta: Kasriadi/Muhammad Arif Hidayat
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020