Kepala BKKBN Provinsi Kalsel Drs. H. Burhanudin di Banjarmasin, Minggu, mengatakan pengembangan program vasektomi keliling di Kalsel dilakukan menyusul hasil kunjungannya ke Jakarta akhir April 2009.
"Kalau saat ini pelayanan KB pria di Kalsel baru dikembangkan di rumah sakit, ke depan juga akan kami upayakan vasektomi keliling untuk menjaring lebih banyak akseptor KB," katanya.
Kunjungan pejabat BKKBN, Asisten Pembangungan Setdaprov Kalsel, Drs. H. Fitri Rifani dan Kepala Biro Humas Drs. Herman bersama rekan pers di daerah itu dilakukan untuk mendorong peningkatan program KB dan kesehatan secara khusus dan pembangunan sumber daya manusia pada umumnya.
Menurut Burhanuddin, tujuan program KB antara lain tercapainya suatu masyarakat yang sejahtera melalui upaya perencanaan dan pengendalian jumlah kelahiran.
Data BKKBN tentang akseptor KB dan keluarga prasejahtera menunjukkan sebagian besar alat kontrasepsi yang digunakan masyarakat Kalsel adalah pil dan suntik.
Sementara itu, hasil proyeksi terhadap perkembangan penduduk Kalsel selama lima tahun ke depan dengan laju pertumbuhan rata-rata 1,57 persen per tahun terus menunjukkan peningkatan yaitu dari 3.240.100 jiwa pada 2005, menjadi diperkirakan 3.503,300 jiwa pada 2010.
Terkait dengan kesehatan, sektor itu merupakan salah satu aspek menentukan dalam membangun unsur manusia agar memiliki kualitas seperti yang diharapkan, mampu bersaing pada era yang penuh tantangan saat ini maupun masa yang akan datang.
Secara khusus, era kepemimpinan Gubernur H. Rudy Ariffin 2005-2010 menitikberatkan peningkatan layanan kesehatan antara lain melalui Keputusan Gubernur Kalsel Nomor 188.44/0337/KU/2007 tanggal 11 September 2007, telah dilakukan regionalisasi pelayanan kesehatan rumah sakit.
Semua itu bertujuan meningkatkan dan mengoptimalkan pelayanan rumah sakit/rujukan untuk mendukung pelayanan kesehatan dasar serta efisiensi pemanfaatan sumber daya kesehatan dan peningkatan aksesibilitas dalam pelayanan.
Sementara itu, saat mengunjungi Posyandu Kelurahan Pegadungan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, rombongan menyaksikan Posyandu Pegadungan juga gencar menggalakkan program KB pria atau vasektomi.
Menurut Kepala Puskesmas Kecamatan Kalideres Drg. Setiawan Kusuma, awalnya KB kurang diminati pria dengan alasan tidak sempat mengunjungi tempat pelayanan KB.
Karena itu, dibuat program KB keliling yaitu pelayanan KB dengan menggunakan mobil keliling yang mendatangi lokasi yang mudah dijangkau masyarakat.
"Program ini mulai diminati dan banyak pria kini bersedia ber-KB secara mandiri atau dengan kesadaran sendiri," katanya.
Selain itu, posyandu yang selama ini dikenal sebagai tempat pelayanan imunisasi dan pemeriksaan ibu hamil, juga dikembangkan menjadi tempat layanan konseling narkoba.
"Kami mendata beberapa pengguna narkoba melalui seorang pengguna aktif narkoba. Dari data itu, kami mencoba melakukan pendekatan dan konseling," kata Kepala Puskesmas Kecamatan Kalideres, Drg. Setiawan Kusuma.
Memanfaatkan seorang pengguna narkoba, sebut saja Rudi (30), Posyandu Pegadungan mencoba mendata jumlah pengguna narkoba di Kelurahan Pegadungan.
"Kami menjaga kerahasiaan para pengguna narkoba tersebut. Mereka hanya diberi konseling agar menghindari narkoba dan memberi gambaran mengenai dampak dan bahaya narkoba terhadap kesehatan," ujar Setiawan.
Melalui Rudi itulah, Posyandu Pegadungan kini melakukan pendampingan terhadap lima pengguna narkoba di Kelurahan Pegadungan.
Peredaran narkoba saat ini, tidak hanya merambah para pemuda tetapi juga semua kalangan termasuk anak-anak. Saat ini, baru lima pengguna yang bersedia berkonsultasi ke posyandu dan ke depan diharapkan pereradaran narkoba di Kelurahan Pegadungan bisa ditekan.
Selain sebagai tempat konseling, Posyandu Pegadungan juga berfungsi sebagai tempat pelayanan kesehatan bagi masyarakat secara umum.
"Salah satu konsep baru yang kami terapkan pada Posyandu Pegadungan yakni mendata setiap warga yang memiliki mobil untuk dijadikan sebagai mobil ambulans, sehingga jika ada warga yang membutuhkan pertolongan tidak perlu repot mencari mobil ambulas sebab di posyandu sudah disiapkan," katanya.
Dari fungsi Posyandu yang semakin luas itulah, kini Posyandu Pegadungan diubah menjadi "RW Siaga".
"RW Siaga merupapakan pengembangan fungsi posyandu untuk mengakomodasi berbagai permasalahan masyarakat, RW Siaga didesain menjadikan warga mandiri dalam menghadapi seluruh persoalan sosial di lingkungan mulai dari persoalan bencana alam, kekurangan gizi, hingga pengolahan sampah," katanya.
Misalnya, memenuhi kebutuhan gizi keluarga masyarakat di RW 10 Kelurahan Pegadungan membangun kolam gizi, apotik hidup dan pengolahan sampah menjadi kompos.
Sementara, Ketua Posyandu Pegadungan, Rosita Wahyudin mengakui, selain kegiatan pelayanan kesehatan, peningkatan gizi keluarga serta konseling narkoba para ibu rumahtangga juga dibekali keterampilan berbagai macam kerajinan antara lain bordir baju kebaya.
"Kami berharap melalui RW Siaga masyarakat bisa lebih mandiri dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga," kata Rosita Wahyudin.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009