Bek Jerman tersebut memutuskan pergi dari Munchen untuk menjenguk putranya, Jermar (berusia empat tahun) di rumah sakit Berlin karena sakit.
Boateng beralasan bahwa ayah mana pun akan melakukan hal yang sama sepertinya.
Bavaria adalah negara bagian Jerman pertama yang melakukan lockdown, dengan orang-orang diharapkan tinggal di rumah kecuali benar-benar diperlukan.
Dalam sebuah pernyataan, Bayern Muenchen mengatakan bahwa Boateng telah "melanggar pedoman yang dikeluarkan oleh klub karena keluar terlalu jauh dari rumahnya.“
"Pedoman ini mengatur perilaku para pemain Bayern dalam situasi saat ini sejalan dengan arahan pemerintah negara bagian Bavaria tentang pembatasan pergerakan dan rekomendasi dari otoritas kesehatan,“ ujar klub Bundesliga tersebut dalam sebuah pernyataan di situs resmi mereka yang dikutip Sky Sports pada Kamis (02/4).
"FC Bayern yakin klub memiliki tanggung jawab untuk menjadi panutan. Sebagai konsekuensi dari pelanggaran ini, klub telah memutuskan untuk mendenda Boateng."
"Klub akan menyumbangkan uang dari denda itu ke rumah sakit Muenchen."
Boateng sendiri mengakui bahwa tindakannya salah, tetapi mengatakan ia merasa sedih harus didenda karena ingin bersama putranya.
"Saya tahu itu salah untuk tidak memberi tahu klub tentang perjalanan saya, tetapi saat ini saya hanya memikirkan putra saya," kata Boateng kepada media Jerman Bild.
“Kesehatannya tidak bagus. Ketika seorang putra memanggil ayahnya, tentu saja saya akan tetap pergi, tidak peduli jam berapa!“
"Baginya, saya bersedia menerima hukuman apa pun; lagipula, ia putra saya.“
"Saya ingin melihat ayah yang tidak pergi pada saat seperti ini untuk bersama putranya yang berusia empat tahun. Bila ada hukuman untuk itu, maka saya menghormatinya. Saya hanya merasa sedih."
Baca juga: Meski ditaksir Arsenal, Flich berharap Boateng bertahan di Munchen
Baca juga: Boateng absen setidaknya enam pekan setelah dioperasi
Pewarta: Hendri Sukma Indrawan
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2020