• Beranda
  • Berita
  • Ketika sepak bola kembali, artinya mimpi buruk berakhir

Ketika sepak bola kembali, artinya mimpi buruk berakhir

3 April 2020 01:08 WIB
Ketika sepak bola kembali, artinya mimpi buruk berakhir
Presiden FIFA Gianni Infantino (REUTERS/Yves Herman)

Sepak bola setelah corona akan lebih inklusif, sosial dan saling mendukung

Presiden FIFA Gianni Infantino menyatakan pengalaman menyaksikan sepak bola akan berbeda dibandingkan sebelumnya, ketika kompetisi bisa digelar lagi segera setelah kekhawatiran pandemi virus corona berakhir.

"Sepak bola akan kembali, dan saat itu terjadi, kita akan merayakannya seperti bangun dari mimpi buruk bersama-sama," kata Infantino kepada kantor berita ANSA dilansir Reuters, Kamis malam.

Baca juga: FIFA siap rogoh dana simpanan bantu finansial klub terdampak corona

Menurut Infantino, ketika pandemi berakhir, bukan hanya sepak bola berubah tetapi para penikmatnya akan turut menjadi manusia yang lebih baik.

"Sepak bola setelah corona akan lebih inklusif, sosial dan saling mendukung, terhubung diantara setiap negara dan pada saat bersamaan sesuatu yang global, tak lagi arogan dan lebih hangat menyambut," katanya.

"Kita semua akan menjadi lebih baik, lebih manusiawi dan memperhatikan nilai-nilai kebaikan," ujar Infantino menambahkan.

Sebelumnya, Infantino juga mengatakan pandemi virus corona saat ini membuka mata bahwa sepak bola perlu melakukan reformasi baik itu terkait penjadwalan yang kini semakin padat dan konsentrasi finansial yang berkutat di tangan segelintir klub elit saja.

Baca juga: FIFA gandeng WHO untuk perangi pandemi corona

Ia mengindikasikan adanya pengurangan kompetisi tapi membuatnya lebih menarik.

"Mungkin lebih sedikit skuat, tapi lebih seimbang. Lebih sedikit turnamen, tetapi lebih kompetitif dan pertandingan lebih memperhatikan kesehatan serta keselamatan para pemain," kata Infantino.

Sepak bola di hampir seluruh penjuru dunia saat ini tengah dipaksa libur karena pandemi virus corona, laiknya banyak ajang olahraga lainnya.

Penangguhan kompetisi tersebut praktis berdampak pada terganggunya kesehatan finansial banyak klub, terutama tim-tim yang bermain di kasta lebih rendah serta di tataran akar rumput.

Baca juga: FIFPro desak musim dirampungkan ketimbang dibatalkan
Baca juga: Corona buat pesepak bola profesional terancam gelombang PHK

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2020