• Beranda
  • Berita
  • Alasan virus corona tak bisa bertahan di makanan

Alasan virus corona tak bisa bertahan di makanan

3 April 2020 11:41 WIB
Alasan virus corona tak bisa bertahan di makanan
Ilustrasi (Pixabay)
Ahli kesehatan mengatakan, mungkin lebih sulit bagi virus corona untuk bertahan hidup di makanan dan saluran pencernaan manusia.

"Permukaan makanan rapuh. Peluang apa pun yang selamat atau keluar darinya, kecil," kata Alison Stout, ahli penyakit menular dan kesehatan masyarakat di Cornell University, seperti dilansir Medical Xpress.

Virus yang menyerang pernapasan seperti corona baru atau COVID-19 umumnya berdiam di sel-sel seperti paru, sementara virus lain seperti norovirus atau bakteri misalnya salmonella bertahan di asam di lambung, kemudian berkembang biak setelah menempel pada sel-sel di dalam usus manusia.

Berbicara makanan dan COVID-19, para ahli mengatakan risiko terbesar adalah kontak di toko grosir dengan pelanggan dan karyawan lain, daripada makanan yang Anda konsumsi.

Itu sebabnya toko membatasi jumlah orang yang mereka ijinkan masuk, meminta pelanggan untuk menjaga jarak sosial.

Para ahli menyarankan Anda menjaga kebersihan tangan dan menghindari menyentuh wajah Anda termasuk saat berbelanja. Setelah membongkar belanjaan Anda di rumah, sebaiknya segera mencuci tangan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) dan para ahli lainnya, mencatat, belum ada bukti COVID-19 membuat orang sakit melalui sistem pencernaan mereka, meskipun virus terdeteksi pada kotoran orang yang terinfeksi.

Di sisi lain ada perbedaan dalam penyebaran antara corona dan virus yang menyerang pencernaan. Virus yang menyerang saluran pernapasan seperti flu dan corona menyebar terutama melalui kontak orang-ke-orang dan tetesan air dari batuk, bersin atau air liur.

Sementara kuman yang membuat orang sakit melalui makanan menyebabkan gejala seperti diare.

Mengenai virus corona yang ditemukan dalam tinja orang yang terinfeksi, Stout mengatakan, hal ini cenderung sebagai cerminan dari infeksi sistemik daripada kemampuannya untuk bertahan hidup di saluran pencernaan.


Baca juga: Pakar prediksi corona di Indonesia berakhir Mei, ini syaratnya

Baca juga: Alat tes corona ini bisa deteksi virus dalam lima menit

Baca juga: Tips belanja bijak di tengah pandemi COVID-19

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020