Menurut Director of Communications BMW Indonesia Jodie Otania, pabrik tersebut masih beroperasi namun disertai dengan pembatasan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus itu.
"Pabrik di Gaya Motor masih beroperasi dan dengan jumlah terbatas. Namun, untuk stok, suku cadang, dan lainnya masih tersedia," kata Jodie dalam konferensi video di Jakarta, Jumat.
Lebih lanjut, Jodie mengatakan bahwa pekerjaan dan kegiatan di pabrik yang berlokasi di Sunter, Jakarta Utara itu dibagi dengan dua bagian (shift) kerja.
Baca juga: Penyegaran BMW 630i Gran Turismo M Sport, apa saja?
Baca juga: BMW kenalkan The 6 Gran Turismo di Indonesia secara virtual
"Untuk pabrik, ada shift yang dibagi 2, ada tim A dan B untuk mengurangi jumlah orang banyak dalam waktu yang sama. Pabrik ini beroperasi memenuhi kebutuhan basic saja," jelas dia.
Jodie tak menampik bahwa pandemi global ini memberikan dampak yang cukup besar bagi para pelaku industri otomotif di dunia, termasuk Indonesia.
"Untuk kurs yang paling berpengaruh (untuk BMW) adalah Euro, akan banyak adjustment nantinya, mengingat faktor lain seperti pengurangan distribusi kendaraan, karena pabrik secara global ada yang berhenti produksi," kata Jodie.
Namun, ia mengatakan akan ada peluang bagi BMW maupun pelaku industri otomotif lainnya untuk menggaet pembeli setelah pandemi berakhir nantinya.
"Situasi ini adalah pertama kali untuk kita semua perusahaan otomotif, dan kita belum tahu seperti apa ke depannya," kata Jodie.
"Harapannya, kita ingin COVID-19 ini selesai dan orang-orang bisa berada di mobil mereka masing-masing. Dengan ini, kita juga melihat peluang karena orang-orang lebih menghindari menggunakan kendaraan umum (selama pandemi)," pungkasnya.
Baca juga: Mengintip yang spesial dari BMW M5 Edition 35 Years, ada apa saja?
Baca juga: BMW M5 Edition 35 Years meluncur, cuma ada 350 unit di dunia
Baca juga: Kontribusi perusahaan otomotif global untuk lawan corona
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020