• Beranda
  • Berita
  • Lonceng abad pertengahan Swiss dibunyikan di tengah pandemi corona

Lonceng abad pertengahan Swiss dibunyikan di tengah pandemi corona

4 April 2020 17:17 WIB
Lonceng abad pertengahan Swiss dibunyikan di tengah pandemi corona
Panorama salah satu ruang publik kota Lausanne, Swiss, Jumat (24/5/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Denis Balibouse/djo/wsj.

Kami dapat membandingkan pandemi ini dengan kebakaran di seluruh dunia yang telah menyebar dengan kecepatan kilat di semua benua

Di Lausanne, sebuah kota Swiss di tepi danau Jenewa, pandemi virus corona telah menghidupkan kembali tradisi berabad-abad yang lalu: Penjaga katedral memanjat 153 anak tangga batu ke menara di malam hari dengan mengenakan topi hitam, menyalakan lentera dan membunyikan lonceng "La Clemence" untuk membangkitkan solidaritas dan keberanian warga.

Ini adalah praktik yang berasal dari Abad Pertengahan, ketika penjaga di Katedral Lausanne berjaga di atas kota dan membunyikan bel jika mereka melihat kebakaran.

"Kami dapat membandingkan pandemi ini dengan kebakaran di seluruh dunia yang telah menyebar dengan kecepatan kilat di semua benua," kata Renato Hausler, salah satu penjaga katedral terakhir di Eropa, kepada Reuters.

"Itu juga dianggap sebagai dorongan semangat, daripada sinyal kesulitan, semua orang mendengarnya dan itu membawa persatuan di antara warga untuk mengatasi kebakaran."

Baca juga: Tak mau gajinya dipotong, klub Swiss pecat 9 pemainnya
Baca juga: Setop cium pipi, kata menteri Swiss tentang penyebaran virus corona


Sejak minggu lalu Hausler telah membunyikan "La Clemence", lonceng abad ke-16, hampir setiap malam, antara jam 10 malam sampai 2 pagi waktu setempat.

Jumlah kematian di Swiss akibat virus corona baru telah meningkat menjadi hampir 500 dan total infeksi yang dikonfirmasi mendekati 20.000.

Hausler ingin "membuat orang tetap sadar mengenai apa yang terjadi, untuk tetap fokus".

Sumber: Reuters

Baca juga: Swiss hentikan semua pertandingan liga akibat wabah corona
Baca juga: Layanan pengiriman produk pertanian Swiss "tumbuh subur" di era corona

Pewarta: Gusti Nur Cahya Aryani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020