Facebook, dikutip dari Reuters, bekerja sama dengan lembaga pengecek fakta bernama Facta untuk menganalisis konten yang beredar di platform berbagi pesan tersebut, termasuk teks, audio, video dan foto.
Pengguna bisa mengirim konten ke Facta melalui pesan di WhatsApp untuk dicek kebenarannya.
Penggunaan WhatsApp di negara tersebut naik tajam setelah Italia memberlakukan karantina wilayah, lockdown, warga memakai aplikasi tersebut untuk bertukar kabar dengan keluarga maupun teman.
Aplikasi tersebut juga menjadi sarana untuk menyebarkan hoaks, misalnya kabar bohong tentang situasi di rumah sakit hingga virus tersebut sebenarnya buatan laboratorium, atau bahkan ada klaim yang menyatakan virus corona sama sekali tidak ada.
Virus corona menelan korban jiwa sebanyak 13.915 orang di Italia.
Baca juga: Tips terhindar dari informasi salah tentang virus corona di internet
Baca juga: Ginp Trojan menyamar jadi aplikasi deteksi virus corona
Baca juga: Aplikasi pedulilindungi.id dinilai rawan malware
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020