"Kami harus waspadai orang-orang eksodus dari Jakarta untuk diam di vila. Di sinilah kita periksa, tanya tujuannya ke atas mau apa, karena masyarakat pun sudah melakukan penyekatan desa-desa atau di masing-masing wilayah yang menuju vila," ujarnya usai pemeriksaan pada Sabtu.
Menurut dia, vila-vila dan hotel di Jalur Puncak pun sudah banyak yang tutup sejak pandemi virus corona (COVID-19). Langkah itu dilakukan untuk mencegah penularan virus mematikan tersebut.
"Biasanya hari-hari libur begini banyak orang dari Jakarta menuju vilanya, pariwisata sudah tutup, hotel juga sudah banyak yang tutup karena memang tamunya juga sudah tidak ada," kata perempuan yang juga merupakan Ketua DPW PPP Jawa Barat itu.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara memeriksa suhu tubuh, pemberian masker dan cairan pembersih tangan serta penyemprotan disinfektan kendaraan sebelum kembali meneruskan perjalanan.
Ade Yasin mengatakan, aksi serupa juga dilakukan di tiga lokasi lainnya yang menjadi gerbang masuk Kabupaten Bogor, yaitu Puncak Pas, Cigombong dan Jalan Layang Cibinong.
“Sosialisasi kepada para pengguna jalan ini bertujuan agar mereka mempertimbangkan kembali perjalanannya menuju Bogor," kata Ade Yasin.
Ia mengatakan, serangkaian langkah pencegahan yang dilakukan sesuai instruksi presiden melalui Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Yakni seluruh kabupaten dan kota khususnya di Jawa Barat agar memberdayakan potensi masyarakat dalam bentuk RW Siaga.
Dia menargetkan pembentukan 3.759 RW Siaga di 40 kecamatan se-Kabupaten Bogor.
“Tugas RW Siaga ini di antaranya melakukan sosialisasi, edukasi dan pembatasan pergerakan keluar masuk warga, termasuk memonitor tamu dan orang-orang yang tidak berkepentingan berada di wilayah masing-masing," katanya.
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020