Berdasarkan data monitoring Early Warning System (EWS) yang dirilis Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian, produksi bawang merah pada bulan April 2020 diperkirakan mencapai 135.755 ton, sementara kebutuhannya diprediksi mencapai 114.710 ton, sehingga masih ada surplus sebesar 21.045 ton.
"Begitu pun di bulan Mei, produksi diperkirakan mencapai 120.373 ton, sementara kebutuhan berada di kisaran 119.080 ton, sehingga masih ada surplus 1.293 ton," kata Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Kementan gandeng Gojek, beli pangan di Toko Mitra Tani gratis antar
Prihasto mengatakan hampir seluruh sentra produksi bawang merah di Indonesia akan terus berproduksi. Untuk wilayah Brebes saja, produksinya diperkirakan bisa mencapai 69.749 ton, sementara itu Enrekang mencapai 28.272 ton dan Bima 20.921 ton.
Begitu pun daerah sentra lainnya, seperti Garut angka produksinya bisa mencapai 12.127 ton, Pati 10.665 ton, Probolinggo 9.488 ton, Demak 8.742 ton, Cirebon 8.092 ton, Nganjuk 5.765 ton, Malang 5.159 ton, Grobogan 4.963 ton dan Temanggung 4.172 ton.
Prihasto menjelaskan apabila terjadi kelangkaan pasokan di Jabodetabek, sentra-sentra tersebut yang akan digerakan untuk meningkatkan suplai ke pasar induk se-Jabodetabek.
Baca juga: Kementan optimalkan rumah potong jaga stabilisasi harga ayam ras
Terkait pendistribusian, ia mengaku telah menggandeng beberapa start up bidang pertanian seperti Sayur Box, Tani Hub, Kedai Sayur untuk membantu memasarkan hasil panen petani hingga ke konsumen.
"Ini untuk memudahkan petani menjual produknya dan memudahkan konsumsen memperoleh keburuhan pangan, jadi masyarakat bisa belanja walau tetap di rumah," kata Prihasto.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga rata-rata bawang merah nasional hingga Minggu (5/4) ini mencapai Rp41.150 per kilogram.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020