Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 6,1 mengguncang Kecamatan Jailolo, Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, Senin dini hari.Gempa Jailolo terjadi pada Senin dini hari pukul 01.37 WIB.
Laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang dipantau di Jakarta menyebutkan gempa Jailolo terjadi pada Senin dini hari pukul 01.37 WIB.
Gempa berlokasi di 1,52 lintang utara (LU) - 126,46 bujur timur (BT) dengan kedalaman 10 kilometer.
Pusat gempa berada di laut 122 kilometer barat laut Jailolo.
Getaran gempa dirasakan sampai Bitung, Sulawesi Utara dalam skala III-IV Modified Mercalli Intensity (MMI), Siau dalam skala III-IV MMI, Manado dalam skala III-IV MMI, dan Ternate dalam skala II MMI.
Menurut BMKG skala Mercalli merupakan salah satu satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi, terutama jika tidak terdapat peralatan seismometer di tempat kejadian.
Dalam skala II, getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Sedangkan skala III, getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
Skala IV, gempa dirasakan banyak orang di dalam rumah, di luar rumah serta ditandai antara lain jendela atau pintu berderik dan dan dinding berbunyi.
Pada skala V, getaran dirasakan hampir semua orang ditandai dengan barang terpelanting, tiang dan barang besar bergoyang.
Sebelumnya, Stasiun Geofisika Winangun, Kota Manado, Sulawesi Utara juga melaporkan kejadian gempa bumi tersebut.
"Gempa tersebut terasa di Kota Bitung, Manado, Siau dan tempat-tempat lainnya kira-kira pada skala II-IV MMI dan tidak berpotensi tsunami," kata Staf Operasional Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Winangun, Kota Manado, Sulawesi Utara Zulkifli saat dihubungi ANTARA .
Baca juga: Barat laut Jailolo-Malut diguncang gempa tektonik magnitudo 6,1
Baca juga: BMKG catat gempa susulan Jailolo Maluku Utara 328 kali
Baca juga: Pascagempa 7,1 magnitudo warga Maluku Utara diimbau tetap tenang
Baca juga: Usai gempa Jailolo, pengidap jantung di Minahasa Tenggara meninggal
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020