Aksi sopir tersebut dilakukan dengan memarkirkan mobilnya di jalanan sekitar kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Garut, Jalan Merdeka, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, Senin.
Baca juga: Sopir angkot Cilegon mogok protes kehadiran taksi online
Baca juga: Ratusan sopir angkutan umum Purwokerto mogok
Baca juga: Bogor normal kembali setelah diguncang mogok sopir angkot
Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Garut Yudi Nurcahyadi mengatakan, para sopir angkot jurusan Terminal Guntur-Kadungora itu mengeluhkan adanya mobil plat hitam yang secara bebas membawa penumpang di jalur trayeknya.
"Mobil plat hitam yang disebut omprengan ini suka membawa penumpang sehingga meresahkan para sopir," katanya.
Yudi menyampaikan, keberadaan mobil omprengan itu terkesan dibiarkan, tidak ada upaya penindakan dari pemerintah daerah, padahal keberadaannya sudah jelas melanggar aturan.
"Mobil plat hitam yang membawa penumpang ini sudah lama beroperasi namun tidak ada tindakan, ini seolah dibiarkan," katanya.
Ia menambahkan, aksi mogok itu merupakan spontanitas para sopir yang selama ini sudah kesal dengan keberadaan mobil omprengan.
Jumlah mobil angkutan ilegal itu, kata Yudi, diperkirakan jumlahnya banyak, apalagi jalur tersebut memiliki potensi penumpang yang cukup banyak yakni adanya karyawan industri di Leles.
"Angkutan ilegal itu saya kira banyak karena adanya karyawan pabrik di Kecamatan Leles," katanya.
Sementara itu, aksi para sopir angkot berlangsung tertib dengan mendapatkan pengawalan dan penjagaan dari sejumlah personel kepolisian di jalur itu.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2020