"Sepanjang Senin 6 April 2020 jumlah penumpang yang tiba hanya 836 orang dan yang berangkat hanya 514 orang diangkut 13 pesawat," kata Humas PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Minangkabau Fendrick Sondra di Padang Pariaman, Senin.
Ia menyebutkan tingkat rata-rata keterisian pesawat untuk kedatangan hanya 39,76 persen dan keberangkatan 24,44 persen.
Selain itu terdapat 28 penerbangan yang dibatalkan dan tidak ada penerbangan internasional.
Dalam kondisi normal Bandara Minangkabau mampu melayani hingga 40 penerbangan sehari dengan jumlah penumpang yang diangkut mencapai 4.000 orang.
Ia memastikan semua semua penumpang telah melalui pemeriksaan Thermal Scanner oleh Pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan Padang dan dari hasil pemeriksaan seluruh penumpang dalam kondisi suhu tubuh normal serta tidak ditemukan adanya gangguan kesehatan berupa demam, batuk dan sesak.
Menyikapi hal itu PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Internasional Minangkabau di Padang Pariaman melakukan penyesuaian pola operasional menjadi Slow Down setelah jumlah penumpang mengalami penurunan cukup drastis akibat wabah Corona.
Penyesuaian pola operasional bertujuan menjaga aspek kesehatan penumpang pesawat, pengunjung bandara, dan pekerja di bandara, kata dia.
Ia menjelaskan penyesuaian pola operasional yang dilakukan pembatasan operasional di terminal, sehingga alur penumpang di keseluruhan area bandara, otomatis lebih sederhana dan membuat pemeriksaan keamanan serta pengawasan kesehatan dapat lebih optimal.
“Pola penyesuaian operasional seperti melalui strategi ini bertujuan agar BIM bisa beroperasi optimal dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan, keamanan, pelayanan serta pematuhan terhadap peraturan di tengah pandemi COVID-19,”ujarnya.
Adapun fasilitas yang dapat diminimalkan guna mengkondisikan dan penyederhanaan alur penumpang adalah yang nonprioritas seperti lift, eskalator, lampu penerangan dan lain sebagainya.
PT Angkasa Pura II BIM juga memberlakukan optimalisasi SDM operasional dengan sistem roster dinas tiga sesi bagi karyawan yang bertugas dalam mendukung operasional bandara.
“Adanya sistem tiga sesi ini membuat karyawan di operasional bandara bisa memiliki waktu beristirahat di rumah lebih banyak sehingga risiko terpapar virus berkurang. Di saat seperti ini sudah sewajarnya aspek kesehatan menjadi prioritas,” ujarnya.
Baca juga: Bandara Minangkabau terapkan pola operasional "slow down"
Baca juga: Pemprov Sumbar minta Menhub kurangi penerbangan di Bandara Minangkabau
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020