• Beranda
  • Berita
  • Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya produksi pelindung wajah

Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya produksi pelindung wajah

7 April 2020 16:44 WIB
Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya produksi pelindung wajah
Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang, membuat pelindung wajah, Selasa (7/4). (ANTARA FOTO/Feny Selly/20)

bukan hanya rumah sakit di Sumsel, ada juga dari Sumatera Barat dan Lampung yang order ke kami

Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang, yang tergabung dalam komunitas Toke Pempek 3D memproduksi pelindung wajah bagi tenaga kesehatan.

Juru bicara Toke Pempek 3D (TP3D) Triawan Cahya di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa, mengatakan, setiap hari diproduksi sebanyak 200 face shield (pelindung wajah) yang langsung disalurkan ke rumah sakit dan Puskesmas.

“Dari sekitar 29 rumah sakit dan Puskesmas di Kota Palembang, sejauh ini kami telah menerima permintaan sebanyak 1.400-an buah,” kata dia.

Baca juga: REI Jatim sumbang 6 ton beras ke dapur umum Surabaya

Ia mengatakan saat ini bukan hanya rumah sakit di Sumsel, ada juga dari Sumatera Barat dan Lampung yang order ke kami,” kata dia.

Sejauh ini, pelindung wajah bagi tenaga kesehatan tersebut disalurkan Politeknik Negeri Sriwijaya secara cuma-cuma untuk mendukung upaya mencegah penyebaran virus corona penyebab COVID-19.

Triawan mengungkapkan sumber dana untuk mendapatkan bahan baku ini digalang dari donasi para alumni, dosen, dan rekan sesama mahasiswa.

Material yang digunakan untuk pelindung wajah ini adalah bahan mika yang dapat direcycle. Untuk lingkar kepala menggunakan material yang cukup keras dan dipotong menggunakan mesin pemotong khusus.

Baca juga: Kemendikbud data 40.081 seniman terdampak COVID-19

Setelah melalui proses perakitan, bahan tersebut kemudian disteril dengan disiinfektan selama beberapa waktu untuk kemudian diserahkan kepada rumah sakit dan Puskesmas.

Untuk pengerjaan pesanan ini, TP3D mengerahkan 15 personel yang bekerja dalam sistem shift.

Pada saat pengerjaan berlangsung diberlakukan ‘social distance’ dan standar operasional cuci tangan dan pengukuran suhu tubuh sebelum memulai pekerjaan.

"Mereka sebelumnya dikarantina mandiri, sebelum memulai pengerjaan ini," kata Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Agung Firdaus.

Baca juga: Bantul siapkan rumah isolasi warga yang mudik dari luar daerah
Baca juga: Ruang isolasi COVID-19 Asrama Haji Pondok Gede siap digunakan
Baca juga: Batam tegaskan PMI harus langsung kembali ke daerahnya

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020