• Beranda
  • Berita
  • Antisipasi harga gabah jatuh, Kementan kaji bantuan selisih harga

Antisipasi harga gabah jatuh, Kementan kaji bantuan selisih harga

7 April 2020 19:47 WIB
Antisipasi harga gabah jatuh, Kementan kaji bantuan selisih harga
Petani menjemur gabah di Mauk, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (6/4/2020). Perum Bulog optimistis target penyerapan gabah/beras dapat dimaksimalkan sesuai target yaitu 1,4 juta ton setelah pemerintah menaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah dan beras. ANTARA FOTO/Fauzan/hp.

Kami merancang konsep bagaimana menghadapi selisih harga seandainya di beberapa tempat, harga (gabah) turun di bawah HPP dengan bantuan selisih harga

Kementerian Pertanian (Kementan) tengah mengkaji pemberian bantuan selisih harga kepada petani yang mengalami penurunan harga gabah di bawah HPP guna menstabilisasi dan mengantisipasi jatuhnya harga pada masa panen raya padi.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi, menjelaskan sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2020 tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk Gabah atau Beras, HPP gabah kering panen (GKP) di tingkat petani naik menjadi Rp4.200 per kg dan di penggilingan menjadi Rp4.250 per kg.

Namun demikian, pada masa panen raya April ini, harga gabah mulai turun. Pada Maret lalu, harga gabah Rp4.760 per kg. Bahkan, di beberapa kabupaten harga gabah petani sudah di bawah HPP, sehingga Kementerian Pertanian akan melakukan intervensi untuk stabilisasi harga gabah.

"Kami merancang konsep bagaimana menghadapi selisih harga seandainya di beberapa tempat, harga (gabah) turun di bawah HPP dengan bantuan selisih harga," kata Suwandi dalam konferensi video bersama media di Jakarta, Selasa.

Suwandi menjelaskan puncak panen raya yang berlangsung April ini mencapai luas panen sekitar 1,73 juta hektare (ha) dengan produksi diperkirakan setara dengan 5,27 juta ton beras.

Panen padi pun akan berlanjut pada Mei dengan luas panen sekitar 1,38 juta ha atau setara dengan produksi 3,81 juta ton beras. Sementara itu, panen padi pada Maret 2020 lalu mencapai 1,1 juta ha dengan produksi 5,6 juta ton gabah kering giling atau setara 3,2 juta ton beras.

Untuk mengantisipasi jatuhnya harga gabah dan menstabilisasi harga agar tidak di bawah HPP, Kementan mengkaji bantuan selisih harga yang diberikan petani. Jika petani mengalami jatuhnya harga gabah, akan berdampak pada penurunan Nilai Tukar Petani (NTP).

Bantuan selisih harga akan diberikan melalui kelompok petani (poktan) dan gabungan kelompok tani (gapoktan). Namun demikian, Kementan masih mengkaji rincian teknis pemberian bantuan selisih harga ini.

"Masih dalam rencana, anggaran sedang disiapkan. Ini masih rencana, belum realisasi. Yang jelas kalau harga jatuh di petani, ya yang dibantu kelompok tani yang tergabung dalam gapoktan agar penyalurannya mudah dan bisa menikmati harga sesuai HPP," kata Suwandi.

Selain mengkaji rencana bantuan selisih harga, Kementan juga akan memberikan bantuan benih padi gratis kepada petani yang sudah panen, agar mereka bisa mengejar musim tanam selanjutnya (MT2 2) di bulan April ini yang cenderung masih terdapat cadangan air hujan.

Untuk mencegah kehilangan panen (losses), Kementan menyalurkan bantuan pasca panen, termasuk rice milling unit (RMU), serta bantuan pembebasan ongkos kirim produksi beras ke Toko Tani Indonesia (TTI), pasar tani milik Kementan.

Baca juga: Puncak panen raya, Kementan sebut produksi beras capai 5,27 juta ton

Baca juga: Kementan prediksi produksi beras puncak panen capai 5,03 juta ton

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020