Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan ekspor udang vaname bisa meningkat hingga 250 persen pada 2024 mendatang.Apalagi permintaan pasar dunia akan udang vaname ini sangat tinggi, sekitar Rp90 triliun akan kita targetkan untuk tahun 2024
Hal itu disampaikan Luhut dalam konferensi video rapat koordinasi mengenai percepatan peningkatan produktivitas budi daya udang vaname di Jakarta, Selasa (6/4).
"Walaupun kita sedang Work From Home (WFH), namun jangan dijadikan alasan, koordinasi harus tetap kuat. Presiden sudah memerintahkan hal tersebut dan respons masyarakat juga sangat ingin itu terwujud. Apalagi permintaan pasar dunia akan udang vaname ini sangat tinggi, sekitar Rp90 triliun akan kita targetkan untuk tahun 2024," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, budi daya udang vaname dapat dijadikan sebagai proyek strategis nasional yang dampaknya dapat membuka lapangan kerja lebih luas lagi bagi masyarakat.
Ia kemudian mengarahkan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo agar fokus dalam hal budi daya, kalender pendanaan, dan penyelenggaraan pelatihan-pelatihan di setiap daerah potensial.
"Saran saya sebelum bulan suci Ramadhan, sudah ada laporan mengenai berapa kebutuhan di setiap daerah. UKM-UKM juga disinergikan, perbankan pun perlu kita dorong agar masuk di proyek ini. Salah satu kuncinya ada di pelatihan, jadi masyarakat bisa lebih profesional dan mempunyai manajemen yang baik dalam mengelola tambak," ujar Luhut.
Baca juga: KKP uji coba teknologi Microbubble budi daya udang Vaname
Edhy Prabowo menyatakan siap menindaklanjuti arahan dari Presiden. Ia juga menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai langkah untuk mencapai target tersebut.
"Nilai produksi pada tahun 2019 sebesar Rp36,22 triliun dan menjadi besar pada tahun 2024, senilai Rp90,30 triliun. Produksi dari 517.397 ton pada tahun 2019, menjadi sebesar 1.290.000 ton pada 2020. Target kawasan dibutuhkan sekitar 86 ribu hektare lahan tambahan hingga tahun 2024," jelasnya.
Sementara itu Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Maritim dan Investasi Safri Burhanuddin menambahkan pihaknya akan membantu mengoordinasikan kementerian/lembaga untuk merevitalisasi lahan-lahan tambak eksisting.
"Tambak udang intensif eksisting pada tahun 2018 dengan luas lahan 5.146 hektar dengan produktivitas 13,64 ton/hektare/siklus, produksi 171.393 ton, proyeksi produksi tahunan di 2024 mencapai 262.253 ton. Nah ini target kita untuk memperkuat yang sudah eksisting," jelas Safri.
Menurut dia, permasalahan budi daya udang ada empat isu yaitu penguasaan teknologi dan SDM, produksi dan operasional, regulasi dan perizinan, serta investasi dan pemasaran.
Baca juga: KKP kembangkan pengolahan limbah tambak udang superintensif
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020