Harimau sumatera yang terluka karena terjerat di kawasan hutan tanaman industri di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, berisiko kehilangan satu kaki menurut tim medis Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya di Sumatera Barat, tempat satwa liar tersebut menjalani perawatan.
"Kami mengupayakan pengobatan yang terbaik, walau kemungkinan terburuknya kaki kanannya bisa diamputasi,” kata Manager Operasional Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) drh. Saruedi Simamora dalam keterangan tertulis lembaga yang diterima ANTARA di Pekanbaru, Rabu.
Tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengevakuasi harimau sumatera liar yang terjerat di kawasan hutan tanaman industri milik perusahaan di Kabupaten Pelalawan pada 29 Maret 2020. Harimau betina tersebut dinamai Corina karena terjerat saat dunia sedang sibuk menanggulangi wabah akibat virus corona.
Corina kemudian dibawa ke PRHSD yang dikelola oleh Yayasan Arsari Djojohadikusumo untuk menjalani perawatan. Corina tiba di PRHSD pada 30 Maret 2020, setelah menempuh perjalanan darat selama 18 jam dari Riau.
Panthera tigris sumatrae berusia tiga tahun dengan berat badan 77,8 kilogram dan panjang 170 cm itu didiagnosa mengalami anemia dan laserasi.
"Laserasi atau luka baru akibat jerat sangat dalam namun beruntung tendon tidak terputus," kata drh. Simamora.
Kepala BBKSDA Riau Suharyono berharap Corina bisa pulih tanpa mengalami kecacatan permanen.
"Kami sangat berharap Corina bisa diselamatkan oleh Tim PRHSD yang sebelumnya pernah merehabilitasi tiga individu harimau sumatera yang juga kami evakuasi dari Riau, yaitu Bonita, Atan Bintang, dan Inung Rio pada tahun 2019 yang lalu," kata Suharyono.
Bonita dan Atan Bintang setelah menjalani perawatan di PRHSD dilepasliarkan di kawasan hutan Provinsi Riau. Sedangkan harimau Inung Rio mati karena sakit.
Baca juga:
Harimau sumatera yang luka akibat jerat diberi nama Corina
Harimau sumatera dievakuasi dari konsesi HTI di Riau akibat terjerat
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020