Hal itu ia sampaikan saat rapat dengar pendapat dengan Komisi X DPR RI di Jakarta, Rabu. Adapun beberapa kesulitan yang dialami PB PABBSI dalam menjalankan pelatnas adalah atlet mulai menghadapi rasa bosan akibat berkurangnya kegiatan mereka dalam kondisi pandemi virus sekarang.
"Kesulitan yang kami hadapi adalah kebosanan para atlet, padahal kejuaraan-kejuaraan untuk menentukan kuota (olimpiade) sebetulnya belum selesai. Masih ada tiga yang ditunda atau dibatalkan, sehingga kami mohon agar pelatnas agar bisa dipertahankan sambil menunggu kualifikasi yang masih mungkin dilaksanakan tahun ini," kata Djoko dalam rapat yang digelar melalui "teleconference" itu.
Baca juga: Eko Yuli tak keberatan jika Olimpiade 2020 diundur
Baca juga: Terbelit doping, lifter Thailand dan Malaysia dilarang ikut Olimpiade
Djoko memaparkan, PB PABBSI optimistis bisa menghadapi olimpiade dengan baik berbekal tiga atlet yang dipastikan lolos ke ajang olahraga terbesar di dunia itu.
Ketiga atlet tersebut yaitu Eko Yuli Irawan, Windy Cantika Aisah, serta Nurul Akmal.
PB PABBSI memperkirakan, jika olimpiade ditunda dan pelatnas tetap berjalan, maka para atlet lebih punya banyak waktu berlatih sehingga potensi perolehan target medali pun bisa meningkat.
"Kalau sekarang pasti satu emas dan satu perunggu di tangan. Tapi kalau ditunda ke 2021, Insyaallah Eko bisa lebih meyakinkan merebut emas, Cantika yang sekarang justru (ditargetkan) perunggu bisa emas," kata Djoko menjelaskan.
Baca juga: Lifter Deni dicoret dari pelatnas akibat tindakan indisipliner
Baca juga: Virus corona mewabah, kejuaraan dunia junior di Rumania dibatalkan
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2020