"Momen ini sangat luar biasa sebagai bentuk kecintaan daerah dan masyarakat terhadap perjuangan pahlawan yang telah bertarung melawan penjajah, untuk memperoleh kemerdekaan serta menumbuhkan semangat generasi penerus atau Pattimura-Pattimura Muda," katanya kepada ANTARA, usai menghadiri peringatan Perjuangan Pattimura ke-192 yang dipusatkan di Lapangan Merdeka Ambnon, Jumat dinihari.
Mendagri Mardianto mengatakan, perayaan Hari Pattimura tiap tahun di Maluku merupakan langkah positif untuk lebih meningkatkan rasa cinta bangsa dan tanah air dan bangsa.
"Ini luar biasa, harus jadi contoh bagi daerah lain. Sejarah perjuangan dan semangat berkorban yang dimiliki Kapitan Pattimura dan kawan-kawannya harus jadi contoh bagi orang Maluku, untuk bangkit membangun daerahnya,"kata Mardianto.
Ia berharap, perayaan Hari Pattimura di tahun-tahun mendatang dapat dikemas dengan acara lebih menyentuh, sehingga masyarakat lebih memahami makna sebenarnya perayaan ini. Semangat perjuangan yang telah ada sebelumnya, harus diteladani sebagai bukti rasa cinta tanah air.
"Dalam kapasitas pemangunan sekarang, tentu semua itu menjadi harapan dan dambaan semua masyrakat, juga Gubernur Maluku, untuk teruskan perjuangan pahlawan dalam bentuk kerja sama membangun daerah ini menuju keadaan yang lebih baik lagi," ujar Mendagri.
Mendagri dalam kesempatan itu juga menggunakan Kebaya Dansa (baju khas Maluku) diberikan kepercayaan untuk menyulut obor utama Pattimura yang berada persis dibawah tugu patung Pattimura, setelah menerimanya dari Upulatu (Kepala Adat-red) Karel Albert Ralahalu yang juga Gubernur Maluku.
Upacara dilanjutkan dengan peletakan karangan bunga pada patung Pattimura oleh Gubernur Maluku dan Yance Matulessy (68) yang merupakan keturunan Thomas Matulessy, meletakkan karangan bunga dibawah patung Pattimura, serta pembacaan naskah sejarah perjuangan Kapitan Pattimura bersama kawan-kawannya melawan penjajah dari bumi Maluku pada 192 tahun silam.
Selain Menteri Dalam Negeri, turut hadir dalam upacara tersebut Wakil Walikota Vlissingen, Fransiskus Prins yang mengikuti rangkaian peringatan Hari Pattimura ini dari proses pengambilan api obor Pattimura di Gunung Saniri, Negeri Tuhaha, Kecamatan Saparua, Maluku Tengah.(*)
Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009