Glenn dikenal sebagai sosok yang ramah, ia juga cukup dekat dengan para pejabat negara. Tak heran jika kepergiannya membuat orang-orang "penting" di negeri ini kehilangan.
Salah satunya adalah Sri Mulyani yang merasa ditinggal seorang teman. Bagi Sri Mulyani, Glenn adalah orang yang peduli sangat peduli pada kesejahteraan musisk Indonesia. Ia juga berperan penting dalam merevitalisasi kawasan M Bloc yang kini jadi tempat berkumpulnya anak muda.
"Saya kehilangan seorang teman yang memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap berkembangnya industri musik dan kesejahteraan para musisi serta seniman Indonesia," kata Sri Mulyani dikutip Kamis.
"Selamat tinggal Glenn Fredly, kepedulianmu adalah warisan abadi bagi dunia seni musik Indonesia. Selamat jalan ke peristirahatan terakhir, Glenn Fredly. Semoga engkau mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa," lanjutnya.
Baca juga: Glenn Fredly dimakamkan di TPU Tanah Kusir
Baca juga: Save Lokananta, kampanye Glenn Fredly untuk studio rekaman bersejarah
Tak hanya Sri Mulyani, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun merasakan hal yang sama. Bagi Ridwan, karya dan kegiatan Glenn untuk persatuan Indonesia semasa hidupnya memberikan inspirasi bagi semua orang.
"Karya musiknya, pesan-pesan kemanusiaannya juga semangat persatuannya akan selalu menjadi inspirasi bagi kita, yang saat ini masih diberi Tuhan kesempatan untuk memperbaiki diri dan kesempatan untuk lebih memuliakan sesama," ujar Ridwan.
Ia menambahkan, "You are gone too soon. Selamat Jalan dalam damai Glenn Fredly. Doa terbaik dari kami semua."
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio juga mengucapkan salam perpisahan bagi sahabatnya. Ia menyebut Glenn sebagai musisi hebat yang karyanya tak lekang oleh waktu.
"RIP Bung @glennfredly309. Amat berduka cita atas kepergian seorang teman dan musisi hebat @glennfredly309. Karyamu akan selalu di kenang sepanjang masa. RIP #glennfredly," ucap Wishnutama.
Baca juga: Kenang Glenn Fredly, Judika dan Maia Estianty duet lagu "Januari"
Baca juga: Selamat jalan Glenn Fredly!
Tak hanya Sri Mulyani, Ridwan Kamil dan Wishnutama, sosok Glenn Fredly juga dikenang oleh para "pembesar" negeri. Politisi yang kini menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama mengenang Glenn Fredly sebagai seorang musisi panutan.
"Selamat jalan @glennfredly309. Salah satu musisi panutan yang dimiliki oleh Indonesia. Rest In Peace," kata Basuki Tjahaja Purnama.
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengucapkan selamat tinggal kepada Glenn yang dikenangnya sebagai seorang aktivis berjiwa sosial tinggi.
"Indonesia kehilangan musisi dengan jiwa sosial yang tinggi. Seorang seniman yang juga aktivis kemanusiaan. Selamat jalan Glenn Fredly. Doa kami menyertai," ujar Zulkifli Hasan.
"RIP Bung Glenn. Gone too soon," kata mantan Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf.
"Duka cita yang mendalam atas wafatnya salah satu musisi kebanggaan Indonesia @glennfredly309. Semoga mendapatkan tempat terindah di sisi Tuhan YME. Semoga keluarga yang ditinggalkan dapat diberikan ketabahan dan kesabaran. Selamat Jalan Glenn, karyamu akan selalu abadi," ujar Menteri BUMN, Erick Tohir.
Sementara itu, Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta saat ini mengenang sosok Glenn Fredly lebih sebagai seorang aktivis yang dekat dengan masyarakat. Dalam untaian kata-kata yang indah, Anies menyebut Glenn sebagai si "orientasi aksi".
"Kejernihan suara itu mengalir dari hati yang indah. Dari hati itu pula gerak kepedulian memancar. Jadilah ia musisi yang aktivis. Ia memilih repot, memilih terjun langsung: memilih rute tak biasa. Itulah yang membuatnya jadi penjuru, jadi rujukan. Itulah Glenn! Setiap ngobrol selalu ia bicara tentang masyarakat, tak pernah ngobrol kosong. Selalu berorientasi aksi. Telah dicukupkan usianya, tapi karyanya, kepeduliannya, semangatnya dan suaranya akan selalu bersama Indonesia... bersama kita semua.... Selamat jalan Glenn..."
Baca juga: Glenn Fredly meninggal dunia di usia 44 tahun
Baca juga: Glenn Fredly meninggal dunia, istri tulis pesan menyentuh
Baca juga: Romansa kisah cinta Glenn Fredly dan Mutia Ayu
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020