Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin mengapresiasi inisiatif Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam menggelar doa bersama dan pertobatan global sebagai upaya spiritual memohon pertolongan Allah agar pandemi COVID-19 segera usai.
"Terima kasih kepada PBNU dan seluruh jajarannya. Musibah Corona ini memang tidak hanya dialami oleh Indonesia, tetapi oleh seluruh dunia. Lebih dari 200 negara terpapar oleh Corona, lebih dari 1,5 juta orang terinfeksi Corona. Oleh karena itu, musibah Corona ini adalah musibah global," kata Wapres Ma'ruf Amin dalam telekonferensi doa bersama yang disiarkan di kanal Youtube, Kamis malam.
Wapres Ma'ruf menjelaskan bahwa hampir seluruh negara di dunia berupaya untuk menangani wabah COVID-19, tidak terkecuali Indonesia. Pemerintah Indonesia sendiri telah menganggarkan lebih dari Rp400 triliun untuk penanganan COVID-19 di dalam negeri.
Baca juga: 3 gubernur usulkan penerapan PSBB klaster Jabodetabek
Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin dorong MUI keluarkan fatwa haram mudik
Baca juga: Anies minta dukungan pemerintah untuk perluasan tes COVID-19
"Baik untuk Coronanya sendiri, untuk dampak yang diakibatkan banyaknya mereka orang-orang bawah yang terkena melalui jaring pengaman sosial atau bansos, dan juga untuk insentif perekonomian, terutama untuk ekonomi lemah," kata Wapres menjelaskan.
PBNU menggelar doa bersama dan pertobatan secara daring melalui kanal Youtube NU Channel yang disiarkan pada hari Kamis mulai pukul 19.00 WIB.
Dalam siaran tersebut, selain Wapres Ma'ruf Amin, pengurus PBNU juga menyampaikan sambutan pembuka, yakni Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj dan Rais Aam PBNU Ahmad Mustofa Bisri.
Sebelumnya, Ketua Pegurus Harian Tanfidziyah PBNU Robikin Emhas mengatakan doa bersama tersebut sebagai bagian dari ikhtiar batin dalam menghadapi pandemi COVID-19.
"PBNU mengajak seluruh umat Islam pada umumnya dan warga NU di seluruh penjuru dunia khususnya untuk melakukan doa bersama dan pertobatan global," kata Robikin.
Doa bersama tersebut diikuti secara daring oleh perwakilan mustasyar (dewan penasihat), pengurus wilayah, pengurus cabang, ranting, serta pengurus cabang istimewa di beberapa negara.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020