Tim Satgas COVID-19 Universitas Hasanuddin bekerja sama dengan Pemerintah Kota Makassar membahas penanganan pandemi COVID-19 yang terus mengalami peningkatan di daerah itu.Tim sosial ekonomi kita melakukan kajian dampak nonmedis. Selain itu, kita juga memiliki relawan yang bekerja untuk pemantauan dan edukasi
Tim Satgas COVID-19 Unhas menggelar rapat koordinasi dipimpin Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA di Makassar, Kamis.
Rektor Dwia menyatakan dirinya telah berkomunikasi dengan Pejabat Wali Kota Makassar untuk membahas perkembangan pandemi COVID-19 di Kota Makassar.
“Pak Wali Kota mengemukakan keprihatinannya dengan terus bertambahnya angka positif di Kota Makassar. Unhas mempunyai satgas yang cukup lengkap, baik untuk aspek epidemiologi maupun sosial ekonomi. Pak Wali meminta bantuan kita untuk bersinergi, khususnya dengan Dinas Kesehatan guna mengatasi wabah ini,” kata dia.
Ia berharap, tim bersama Unhas dan Pemkot Makassar harus segera bekerja di mana mulai saat ini jalur komunikasi akan dibuka untuk melakukan koordinasi dan mulai bekerja.
“Saya akan segera komunikasikan dengan Pak Wali Kota. Jadi kita lakukan langkah-langkah, pertama, kita tetapkan segera mana lokasi yang akan menjadi target intervensi, berdasarkan data dari Unhas dan Dinkes. Kedua, kita segera desain model intervensi, baik dari aspek epidemiologi maupun sosial ekonomi, sambil tetap juga kita intensifkan edukasi kepada masyarakat,” katanya.
Ketua Satgas COVID-19 Unhas Prof dr Budu SpM(K) mengatakan pihaknya membahas apa saja langkah-langkah yang telah dilakukan Unhas untuk merespons pandemi COVID-19, khususnya di level Provinsi Sulawesi Selatan dan Kota Makassar.
“Kita memiliki laboratorium yang telah melakukan tes swab. Ada tenaga medis pada garda terdepan di rumah sakit," katanya.
Baca juga: 4.295 pekerja di Makassar dirumahkan akibat wabah COVID-19
Selain itu, ada tim surveilance yang memiliki peta zona berisiko tinggi hingga tingkat kelurahan.
"Tim sosial ekonomi kita melakukan kajian dampak nonmedis. Selain itu, kita juga memiliki relawan yang bekerja untuk pemantauan dan edukasi,” kata dia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar dr Naisyah Azikin menjelaskan dalam beberapa waktu terakhir ini, pihaknya menjalin komunikasi dengan Tim Satgas COVID-19 Unhas.
Dia menyatakan terbantu dengan dukungan data dari Unhas.
“Salah satu kendala kami adalah data yang valid. Kami telah mengidentifikasi lebih 1.000 orang tanpa gejala, dan telah membuat beberapa kluster. Kami bersyukur karena dapat dukungan dari Unhas, ini akan dipadukan dengan data kami. Saya sudah lama ingin ini, duduk bersama pakar sehingga bisa sama-sama mencari model intervensi yang tepat,” katanya.
Dengan menggunakan basis data 79 kasus positif di Kota Makassar, Tim Satgas COVID-19 Unhas mengidentifikasi 10 besar kelurahan berdasarkan peringkat risiko tinggi, yakni Kelurahan Buakana (Kecamatan Rappocini), Kelurahan Gunung Sari (Kecamatan Rappocini), Kelurahan Pai (Kecamatan Biringkanaya), Kelurahan Maradekaya Utara (Kecamatan Makassar), Kelurahan Bangkala (Kecamatan Manggala), Kelurahan Maloku (Kecamatan Ujung Pandang), Kelurahan Lembo (Kecamatan Tallo), Kelurahan Lariang Bangi (Kecamatan Makassar), Kelurahan Banta-bantaeng (Kecamatan Rappocini), dan Kelurahan Tidung (Kecamatan Rappocini).
Baca juga: Pasien COVID-19 di Sulsel berbagi cerita kesembuhannya
Baca juga: Pemkot Makassar laksanakan rapid test massal COVID-19
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020