Lembaga swadaya masyarakat Save The Children Indonesia mengharapkan anak-anak diberikan partisipasi menjadi bagian dari strategi pengendalian dan penanganan COVID-19."Apa yang kita lakukan ke anak maka itulah masa depan kita," ucapnya.
"Kita ingin sekali bahwa anak-anak sebagai masa depan keluarga dan bangsa bisa berpartisipasi dalam berbagai hal. Di mana hak ini adalah hak untuk mengucapkan sesuatu, hak untuk mempengaruhi pengambilan keputusan dan mencapai suatu perubahan," ujar Ketua Gugus Kerja Kampanye dan Media Save The Children Indonesia, Victor Rembeth dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB di Jakarta, Sabtu.
Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan empat hal yaitu ingin anak-anak tumbuh dengan sehat, belajar dengan baik dan berkualitas, terlindungi dari kekerasan, baik dalam krisis maupun bencana, dan yang anak-anak mempunyai hak partisipasi.
"Indonesia yang ingin cepat sembuh dari COVID-19, rasanya mendengarkan suara anak-anak adalah upaya kita bersama untuk bisa mengatakan bahwa, justru dalam situasi seperti sekarang ini kita memperbaiki kualitas di rumah, dan kemudian dalam situasi seperti ini juga membangun kedekatan dengan anak," katanya.
Saat ini, lanjut dia, anak-anak sangat memerlukan kedekatan, baik itu orang tua, guru atau komunitas untuk bisa hidup dan saling mengisi tanpa ada kekerasan.
"Apa yang kita lakukan ke anak maka itulah masa depan kita," ucapnya.
Ia mengatakan COVID-19 saat ini adalah krisis kesehatan global, dan anak-anak adalah salah satu dari kelompok rentan yang bisa mengancam kehidupannya.
"Kami ingin mengajak semua, termasuk pemangku kepentingan, pemerintah, masyarakat, pengusaha dan termasuk semua kita untuk sama-sama mendengarkan suara anak. Mereka masa depan kita. Krisis COVID-19 bisa berakhir, tapi kami mengajak, yuk! Kita sama-sama tetap perhatikan anak-anak kita, dan tetap jaga hak mereka," katanya.
Victor Rembeth mengatakan bahwa saat ini merupakan waktu terbaik untuk memperbaiki kualitas anak-anak, baik kesehatan, belajar, melindungi dari kekerasan, dan siapkan untuk terus berpartisipasi untuk terus menyuarakan suaranya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020