Volume kendaraan menuju Puncak-Cianjur, Jawa Barat, meningkat menjelang diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah penyangga Jakarta seperti Bogor, Depok dan Bekasi.Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman mengaku sangat marah ketika mendapat laporan warga masih banyak pendatang dan pemudik yang melintas tanpa mendapat pemeriksaan kesehatan di perbatasan.
Peningkatan dilaporkan terjadi menjelang malam dan dini hari itu membuat geram Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman yang berencana melakukan rapat bersama Forkopimda Cianjur, guna lebih memperketat penyekatan di perbatasan terutama di kawasan Puncak Pass yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor untuk diberlakukan selama 24 jam guna melarang kendaraan luar kota masuk Cianjur.
"Saya sangat marah ketika mendapat laporan warga masih banyak pendatang dan pemudik yang melintas tanpa mendapat pemeriksaan kesehatan di perbatasan. Ini akan beresioko tinggi, sehingga kami akan melakukan rapat untuk penjagaan 24 jam di perbatasan," katanya saat dihubungi Minggu.
Baca juga: Satgas Cianjur perketat pemeriksaan diperbatasan menjelang PSBB
Bersama Forkopimda Cianjur, telah melarang perantau asal Cianjur, terutama dari zona merah COVID-19 untuk tidak mudik selama KLB diberlakukan guna menjaga kesehatan dan keselamatan keluarga mereka di Cianjur.
Bahkan pemeriksaan kesehatan di perbatasan baik Puncak-Bogor, Bandung Barat-Cianjur, Sukabumi-Cianjur dan sejumlah perbatasan di wilayah selatan, diberlakukan secara ketat dengan memulangkan puluhan kendaraan bernopol luar kota.
"Menjelang diberlaukannya PSBB di sejumlah wilayah penyangga Jakarta, kami akan memperetat dan meningkatkan penjagaan di perbatasan khususnya di Puncak Pass. Pemeriksaan akan diberlakukan 24 jam secara bergantian agar Cianjur tetap dalam zoan hijau demi keamanan dan kesehatan warganya," kata Herman.
Sementara meningkatkan volume kendaraan menuju Cianjur dari arah Boogor menjelang diberlakukannya PSBB di sejumlah wilayah penyangga Jakarta, dibenarkan pemilik kios di kawasan Puncak Pass yang terjadi menjelang tengah malam hingga dini hari.
Baca juga: RSUD Cianjur rawat pasien diduga positif corona tapi memaksa pulang
Romlah (35) bukan nama sebenarnya pemilik warung kopi di Kawasan Puncak Pass, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, pada wartawan Minggu, mengatakan volume kendaraan yang sebagian besar bernopol Jabodetabek, akan meningkat menjelang tengah malam dan dini hari tepatnya setelah posko satgas di kawasan tersebut tutup.
"Sudah beberapa malam terakhir, menjelang tengah malam volume kendaraan roda empat dan roda dua dari arah Bogor yang masuk Cianjur, meningkat tajam. Kalau posko pemeriksaan sudah kosong, volume kendaraan mulai meningkat," katanya.
Pihaknya menduga sebagian besar kendaraan yang melintas merupakan pemudik dengan tujuan berbagai kecamatan di Cianjur, berbaur dengan pendatang yang sengaja masuk ke Cianjur untuk berlibur meskipun larangan sudah diberlakukan disejumlah wilayah.
"Kalau pendatang masih banyak yang mampir sekedar memesan kopi sambil bertanya ada pemeriksaan atau larangan tidak menuju Cipanas. Kalau kendaraan pemudik terlihat dari barang bawaan diatas atap mobil atau tas besar yang digendong pengendara motor," katanya.
Baca juga: Dua pasien terindikasi COVID-19 meninggal dunia di Cianjur
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020