• Beranda
  • Berita
  • Lestari Moerdijat: Pelaksanaan Kartu Prakerja harus transparan

Lestari Moerdijat: Pelaksanaan Kartu Prakerja harus transparan

13 April 2020 12:12 WIB
Lestari Moerdijat: Pelaksanaan Kartu Prakerja harus transparan
Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat. ANTARA/Dokumentasi MPR

... Saat pemerintah menetapkan social distancing akibat mewabahnya Covid-19, sampai sekarang ini banyak perusahaan yang telah merumahkan, bahkan mem-PHK karyawannya. Informasi yang berkembang tercatat 1,2 juta orang di-PHK...

Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat, mengapresiasi pemerintah yang mulai membuka pendaftaran bagi masyarakat untuk mendapatkan kartu Prakerja tahap pertama terhitung sejak Sabtu (11/4).

Namun, dia mengingatkan agar dalam pelaksanaannya pemerintah bijaksana dan hati-hati sebab kuota kartu Prakerja gelombang pertama hanya untuk 164.000 pekerja, sedangkan mereka yang membutuhkan pekerjaan mencapai jutaan orang.

"Saat pemerintah menetapkan social distancing akibat mewabahnya Covid-19, sampai sekarang ini banyak perusahaan yang telah merumahkan, bahkan mem-PHK karyawannya. Informasi yang berkembang tercatat 1,2 juta orang di-PHK," ujar dia, di Jakarta, Senin.

Baca juga: Kemarin, pengurangan anggaran COVID-19 hingga pendaftar Kartu Prakerja

Wakil ketua MPR dari Fraksi Partai NasDem itu minta kepada pemerintah agar memperhatikan mereka. "Jangan sampai mereka frustrasi karena terbentur persyaratan yang tidak bisa mereka penuhi,” kata dia.

Dalam persyaratan untuk mendapatkan kartu Prakerja, disebutkan yang boleh mendaftar adalah warga negara berusia 18 tahun ke atas.

Ia mempertanyakan batasan usia 18 tahun ke atas sampai berapa tahun, apakah mereka yang sudah berusia di atas 50 tahun misalnya masih boleh mendaftar.

Baca juga: 189.586 pekerja parekraf diusulkan sebagai penerima Kartu Prakerja

Ia juga mengingatkan setelah mereka ikut pendidikan dan pelatihan apakah pemerintah sudah mempersiapkan tindak lanjutnya, misalnya kesempatan atau lowongan kerja buat mereka.

"Apakah pemerintah sudah punya data berapa banyak perusahaan yang siap menampung mereka? Jangan sampai setelah mendaftar dan ikut pelatihan, mereka kembali menjadi pengangguran," katanya.

Ia mengatakan motivasi para pendaftar juga perlu digali. "Jangan sampai mereka mendaftar hanya untuk coba-coba. Setelah mereka lulus, siapa yang mengawasi dan menindaklanjuti. Ini penting, jangan sampai anggaran Rp20 triliun yang disiapkan untuk program ini mubazir," imbuhnya.

Baca juga: BNI jadi bank pembayar insentif Kartu Prakerja

Karena pendaftaran dilakukan secara online, anggota dewan ini mengingatkan agar pemerintah juga menyiapkan infrastruktur, jaringan, sistem dan IT-nya dengan baik.

"Jangan sampai pendaftar terkendala karena infrastruktur onlinenya belum siap. Kita tidak ingin dengar program yang disiapkan untuk menyelesaikan masalah malah memunculkan masalah baru," kata dia. 

Baca juga: Yogyakarta usulkan sekitar 4.000 warga untuk dapat kartu prakerja

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020