Koordinator Protokol Komunikasi, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, M. Fikser mengatakan pada audiensi tersebut, Risma membahas terkait peningkatan upaya pencegahan mata rantai COVID-19, mengingat berkembangnya jumlah pasien yang positif.
"Bu Risma dan Pak Sandi diskusi banyak. Salah satunya jumlah yang terkonfirmasi apakah mereka dari orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP). Atau data dari luar, yang kemudian test swabnya di Rumah Sakit Surabaya dari luar masuk terus jadi seperti itu," katanya.
Baca juga: Pemkot Surabaya diminta usulkan PSBB dampak COVID-19
Fikser menjelaskan untuk pasien ODP dan PDP memang sebelumnya sudah melalui berbagai tahap pemeriksaan dan tes khususnya untuk warga Surabaya. Namun yang dikhawatirkan dari jumlah data yang dimiliki pemkot, ada pasien yang COVID-19, tetapi di luar dari data yang dimiliki pemkot.
Artinya, lanjut dia, Pemerintah Kota Surabaya harus menyiapkan strategi penanganan khusus, jika ada warga Surabaya yang berobat di kota dan statusnya positif COVID-19.
"Padahal Surabaya juga kan menjadi rujukan dari berbagai daerah. Bisa jadi awalnya dia (pasien) bukan positif. Lalu dalam perkembangannya berobat di rumah sakit luar Surabaya akhirnya positif. Sehingga ini yang sedang dibahas di sini bagaimana penanganannya," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Sandi Nugraha menjelaskan hasil koordinasi pada hari ini yakni meningkatkan pencegahan yang terus dimaksimalkan dengan bergerak bersama-sama TNI, Polri dan stakeholders yang ada.
Baca juga: Wali Kota Risma imbau ASN Pemkot Surabaya tidak mudik Lebaran
"Tapi utamanya, bahwa kita berusaha meningkatkan pencegahan ini dan mengajak masyarakat untuk ikut serta dan bersama-sama peduli terhadap pencegahan dan penanggulangan COVID-19. Apalagi melihat jumlah data yang berkembang menjadi 83 pasien positif," kata Sandi Nugraha.
Ia menjelaskan setelah pertemuan ini pihak kepolisian akan lebih meningkatkan kedisiplinan untuk memantau warga Surabaya agar bersama-sama menegakkan protokol yang sudah ada. Bahkan ia memastikan tak tanggung-tanggung akan menindaklanjuti bagi warga yang masih ditemui melanggar protokol.
"Secara teknis akan dirapatkan nanti lebih detail. Tapi secara umum sudah disampaikan ada peningkatan kepada masyarakat. Kalau ada yang masih membandel akan kami tindaklanjuti," katanya.
Terakhir, Sandi pun menekankan agar masyarakat tetap di rumah saja. Jika misalnya ada warga yang hendak membeli makanan dipersilahkan untuk beli dan membungkusnya. Menurut dia, imbauan tersebut sudah kerap kali dilakukan setiap hari. Namun beberapa warga masih saja ada yang belum memahami terkait imbauan tersebut.
"Setiap hari kami sudah beri pemahaman kepada masyarakat. Harapan inilah yang harus kita tekankan dan kita ingatkan kembali kepada masyarakat untuk tinggal di rumah," katanya.
Diketahui dari laman lawancovid-19.surabaya.go.id, jumlah warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Surabaya mengalami kenaikan drastis dari sebelumnya pada Sabtu (11/4) hanya 97 orang menjadi 180 orang pada Minggu (12/4).
Adapun warga yang positif COVID-19 yang paling banyak di Kelurahan Prada kendali, Kecamatan Dukuh Pakis sebanyak 8 orang, Kelurahan Ngagel Rejo, Kecamatan Wonokromo sebanyak 8 orang dan Kelurahan Mojo Kecamatan Gubeng sebanyak 7 orang.
Baca juga: Kabupaten Tangerang sosialisasikan PSBB jelang pelaksanaan 18 April
Baca juga: BPJAMSOSTEK kembali bagikan masker untuk tangkal COVID-19
Baca juga: Bupati Karawang yang positif COVID-19 dinyatakan sembuh
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020