• Beranda
  • Berita
  • Pedagang masker dekat titik periksa Jaktim alami penurunan pendapatan

Pedagang masker dekat titik periksa Jaktim alami penurunan pendapatan

14 April 2020 17:42 WIB
Pedagang masker dekat titik periksa Jaktim alami penurunan pendapatan
Pedagang menata masker berbahan kain di pinggir jalan. ANTARA FOTO/Rahmad/wsj.

Kesadaran masyarakat untuk mematuhi kebijakan PSBB semakin tinggi

Kalangan pedagang masker dan sarung tangan di sekitar lokasi titik periksa (checkpoint) Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur mengalami penurunan pendapatan karena tingkat kesadaran masyarakat terhadap Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) semakin meningkat.

"Kalau dibandingkan Jumat (10/4) dan hari ini sudah berkurang banyak (pendapatan)," ujar Triyono (32) pedagang masker di Jalan Raya Bogor, Cipayung, Selasa sore.

Jika sebelumnya Tri sanggup menjual masker jenis kain hingga 20 lembar sehari, hingga Selasa sore hanya tiga lembar.

Masker produksi rumahan itu dibanderol seharga Rp10 ribu per lembar, sedangkan sarung tangan kain dijual seharga Rp15 ribu sepasang.

Baca juga: Pedagang kaki lima Pasar Baru beralih jualan masker

Baca juga: Omzet pedagang Pasar Cempaka Putih Jakarta turun 60 persen

Baca juga: Mahasiswa Jakarta bagikan APD kepada pedagang Pasar Kramat Jati


Tri menyebutkan penurunan konsumen diakibatkan tingkat kesadaran masyarakat yang semakin meningkat untuk memakai masker dan sarung tangan selama bepergian di Jakarta.

"Kalau sekarang sudah banyak yang tahu tentang PSBB, makanya mereka bawa dari rumah. Rata-rata saya perhatikan sudah pakai masker dan sarung tangan semua," katanya.

Pedagang masker lainnya, Mangiring (42) mengatakan pembeli masker dan sarung tangan saat ini hanya mereka yang disetop polisi dan terpaksa mencari pedagang.

"Biasanya yang disetop sama polisi yang cari masker di sini. Kalau gak pakai masker disuruh putar balik," katanya.

Mangiring menjual masker, sarung tangan, dan hand sanitizer satu set dengan harga Rp35.000-Rp50.000.

"Memang berkurang sekali sih dari kemarin yang beli. Tapi ada aja yang nyari kalau mau sabar nunggu di lapak," katanya.

Mangiring maupun Tri sengaja berjualan alat pelindung diri itu dengan cara asongan mendekati pengendara di sekitar lokasi titik periksa.

"Yang paling banyak butuh memang di sekitar checkpoint ini," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020